Kamis, 31 Maret 2016

Manusia & Penderitaan 1 (IBD)

A.Penderitaan
      1. Pengertian
            Penderitaan berasal dari kata derita yang berakar dari bahasa
            Sansekerta "dhra" artinya menahan atau menanggung. Derita
            artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
            penderitaan bisa bersifat lahir dan batin. Setiap manusia memiliki
            penderitaan yang berbeda. Manusia dikatakan menderita apabila
            dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dll. Intensitas
            penderitaan manusia bertingkat-tingkat. Akibat penderitaan yang
            beragam, ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan,
            ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Penderitaan
            belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari
            terlebih yang ditulari itu masih sanak saudara. Menurut agama
            penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Contoh penderitaan yang
            ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai
            keinginannya sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika
            seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
            merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.

      2. Contoh Penderitaan
            Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia
            dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
            a) Nasib buruk
                Penderitaan ini karena perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi
                dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan
                nasib buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan
                sedangkan nasib buruk penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri.
                Contohnya penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab tuhan.
                Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha
                manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
            b) Kehilangan orang tua
                Setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan
                yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini sering kita jumpa dan
                kesedihan karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena
                semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
            c) Kemiskinan
                Banyak orang yang mederita karena kemiskinan, merasa tidak pernah
                cukup dengan apa yang ia punya sehingga mengakibatkan seseorang
                merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan.
                Ini di karenakan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di
                berikan oleh tuhan.
            d) Bencana
                 Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan
                 berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan
                 seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin
                 yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.


B.Siksaan & Phobia
      1. Pengertian Siksaan
            Penyiksaan adalah praktek atau tindakan sengaja menimbulkan rasa sakit
            fisik yang parah dan mungkin cedera pada seseorang, meskipun
            penyiksaan psikologis dan hewan juga ada.
            Penderitaan disebabkan oleh siksaan baik fisik ataupun jiwanya. Siksaan
            digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
            kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan,
            baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan
            terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
            pemaksaan informasi, mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
            atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat
            digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
            Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani. Penyiksaan telah dilakukan
            atau disetujui oleh individu, kelompok dan negara sepanjang sejarah dari
            zaman kuno sampai modern, dan bentuk penyiksaan dapat sangat bervariasi
            dalam durasi dari hanya beberapa menit sampai beberapa hari atau bahkan
            lebih lama. Penyiksa mungkin atau mungkin tidak berniat untuk membunuh
            atau melukai korban, tapi kadang penyiksaan sengaja fatal dan dapat
            menyertai bentuk pembunuhan atau hukuman mati. Tujuannya juga mungkin
            untuk menimbulkan rasa sakit tetapi tanpa menyebabkan cedera fatali.
            Dalam kasus lain, penyiksa mungkin acuh tak acuh terhadap kondisi korban.
            Ada juga penyiksaan yang bisa berakibat fatal pada akhirnya, tetapi di mana
            upaya yang dilakukan tidak membunuh korban dengan cepat untuk
            memperpanjang jangka waktu penderitaan.

      2. Pengertian Phobia
            Phobia rasa takut pada suatu hal atau fenomena berlebihan. Hal ini akan
            berdampak pada emosi seseorang. Phobia biasanya disebabkan karena
            seseorang mengalami trauma masa lalu dan biasanya trauma itu membekas
            didalam kesadarannya. Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada
            sesuatu hal atau fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat
            kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut
            seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut
            sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan
            "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat
            Phobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap Phobia
            biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika orang
            berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus.
            Dibayangan seorang pengidap Phobia, subjek tersebut menjadi benda
            yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan atau menakutkan. Dalam
            keadaan normal setiap orang punya kemampuan mengendalikan rasa takut.
            Tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Phobia, hal
            tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu
            keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan
            ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan rasa
            takutnya. Penyebab lain terjadinya dapat pula disebabkan oleh suatu
            keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dsb

      3. Jenis Siksaan yang Bersifat Psikis
            Ada 3 jenis siksaan psikis, yaitu :
            a) Kebimbangan
                Memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
            b) Kesepian
                Merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri/jiwanya
                walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
            c) ketakutan
                Sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang
                mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesarkan tidak pada
                tempatnya maka disebut sebagai phobia.

      4. Penyebab Seseorang Ketakutan
            Beberapa ketakutan yang sering dijumpai :
            a) Claustrophobia & agrophobia
                Rasa takut terhadap ruangan tertutup.
            b) Gamang
                 Rasa takut akan tempat yang tinggi.
             c) Kegelapan
                 Rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
             d) Kesakitan
                 Ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
             e) Kegagalan
                 Ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang
                 akan dijalankan mengalami kegagalan.
             f) Takut pada orang lain (Sosialphobia)
                 Berkeringat, susah bicara atau gagap atau bahkan sampai sakit perut
                 merupakan ciri ketakutan ini. Penderita sosialphobia juga kerap
                 kesulitan makan atau minum di depan orang banyak. Gejalanya baru
                 terlihat setelah memasuki usia puber.
            g) Takut kilat & halilintar
                Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa
                menghentak jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Bagi mereka
                yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik
                dan kecemasan.










Daftar Pustaka :
http://aryaniles.blogspot.co.id/2016/03/manusia-dan-penderitaan.html
https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Fobia

Rabu, 23 Maret 2016

Manusia & Keindahan (IBD)

A. Keindahan
        1. Pengertian
             Keindahan berasal dari kata “bellum” atau “benum”
             yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan
             demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang
             sepatutnya. Keindahan sering diutarakan kepada situasi tertentu,
             arti kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai,
             cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik dengan
             kebenaran. Sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran
             walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka
             hal itu pada prinsipnya tidak indah.

      2. Membedakan Keindahan Abstrak Suatu Benda
             Keindahan ini menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan
             bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan
             sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai
             dengan realita. Keindahan ini juga menggambarkan suatu bentuk
             keindahan yang bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh
             orang yang menciptakan keindahan tersebut.

        3. Pengertian Keindahan Secara Luas
             Keindahan itu tidak bisa disamakan dengan materi tetapi keindahan
             itu adah kepuasan yang muncul dari dalam hati dan sesuatu yang kita
             bayangkan karena kita ingin mencapainya, butuh waktu untuk
             menimbulkan keindahan dalam diri, disaat ke indahan itu muncul maka
             tercipatalah kedamaina dalam hati kita yang merasakan keindahan.
             Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang
             dicampuradukkan saja Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut
             luasnya pengertian, yaitu :
             a) Keindahan dalam arti yang luas
             b) Keindahan dalam arti estetis murni
             c) Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan

            Menurut bangsa Yunani dulu, keindahan yang didalamnya tercakup pula
            kebaikan meliputi :
            a) Keindahan alam
            b) Keindahan seni
            c) Keindahan moral
            d) Keindahan intelektual
          
            Keindahan ini lah yang mencakup semua nilai keindahan yang pada
            dasarnya mempunyai nilai tersendiri dengan cara pandang yang berbeda
            pada setiap manusia. Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan
            kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang
            berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang
            selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
            Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman
            keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
            atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang
            tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah alamiah

     4. Pengertian Nilai Estetik
            Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
            pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti
            halnya nilai moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai
            yang berhubungan dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian
            keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis yang
            harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa
            manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya
            terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti letak kebenarannya. Tentang
            nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau
            ada yang membedakan nilaiperseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi
            penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai
            ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
            sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat
            sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda
            bersangkutan, sebagai tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri.
            Sebagai contoh : Puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak,
            irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan
            kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian
            damarwulan, Minak jonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang
            ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan
            merupakan nilai instrinsik.



B. Teori Instrinsik & Ekstrinsik

         1. Pengertian Nilai Intrinsik dan Ekstrinsik

             - Nilai ekstrinsik
               Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana
               untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau
               membantu contohnya uisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
               baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik

             - Nilai intrinsik
               Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
               suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya :
               pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda)
               puisi itu disebut nilai intrinsik.

         2. Membedakan Kontemplasi & Ekstansi
              Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu
              yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau
              berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat &
              tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah dasar dalam diri
              manusia untuk menyatakan, merasakan & menikmati sesuatu yang indah.
              Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka
              kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan
              ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati
              keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi berbeda
              antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni
              berbeda. Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk
              memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan
              hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang
              dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup
              pandangan ini menunjukkan kontemplasi selain sebagai tujuan juga
              sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.

     3. Teori Renungan
             Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu,
             atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil
             merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori.
             Teori itu ialah :
             a) Teori Pengungkapan
                 Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling”
                 (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini
                 terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
                 menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal
                 ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
                 telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of
                 Expresion and General Linguistic”. Seorang tokoh lainnya dari teori
                 pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni
                 adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang
                 telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan
                 perantaraan pelbagai gerak, garis, wama, suar dan bentuk yang
                 diungkapkan dalam kata-kata mernindahkan perasaan itu sehingga orang
                 mengalami perasaan yang sama.

            b) Teori Metafisik
                Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang
                berasal dari Plato yang karya tulisannya untuk sebagian membahas
                estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai
                sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan.

            c) Teori Psikologis
                Teori metafisis dari para filsuf bergerak diatas taraf manusiawi dengan
                konsepsi tentang ide tertinggi kehendak semesta umumnya tidak               
                memuaskan, karena terlampau abstrak & spekulatif. Sebagian ahli estetik
                dalam abad modern menelaah teori seni dari sudut hubungan karya seni
                7 alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode psikologis.
                Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses
                penciptaan seni adalah pemenuhankeinginan bawah sadar dari
                seseorang seniman. Tteori lain tentang sumber seni ialah teori permainan
                yang dikembangkan Freedrick Schiller (1757-1805) & Herbert Spencer
                (1820-1903). Menurut Schiller, asal mula seninya dorongan batin untuk
                bermain (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Sebuah teori lagi
                yang dapat dimasukkan dalam teori psikologis ialah teori penandaan
                (signification Theory) yang memandang seni sebagi suatu lambang/tanda
                dari perasaan manusia.

        4. Teori Keserasian
                Keserasian berasal dari kata serasi dari kata dasar rasi artinya cocok,
                sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur
                pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Keserasian identik dengan
                keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi
                tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan
                ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.









Daftar Pustaka :
http://indrango.blogspot.co.id/2015/04/manusia-dan-keindahan.html
https://mariefrancis65.wordpress.com/2013/12/03/makalah-tugas-ibd-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keindahan/

Selasa, 15 Maret 2016

Manusia & Cinta Kasih (IBD)

A. Cinta

        1. Pengertian
             Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang atau sangat tertarik hatinya
             kepada lawan jenis. Kasih berarti perasaan sayang atau cinta atau
             sangat menaruh belas kasihan. Cinta kasih disimpulkan sebagai
             perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai belas kasih.
             Ada perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung
             pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan
             pengungkapan untuk mengeluarkan rasa kepada yang dicintai.

        2. Unsur
             Cinta memiliki 3 unsur yaitu :
             a. Keterikatan
                 Adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia,
                 tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dia, ada uang sedikit beli
                 hadiah untuk dia
             b. Keintiman
                 Kebiasaan & tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda
                 dengan dia sudah tidak ada jarak lagi, dengan sekedar memanggil
                 nama atau sebutan sayang dan sebagainya.makan sepiring berdua
             c. Kemesraan
                 Rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen & rindu jika lama tak
                 bertemu, adanya ungkapan sayang dan seterusnya.

             Tidak semua unsur cinta sama kuatnya. Kadang ada yang keterikatannya
             sangat kuat tetapi keintiman atau kemesraannya kurang. Cinta seperti ini
             mengandung kesetiaan yang kuat dan kecemburuan yang besar, sehingga
             dirasakan oleh pasangannya sebagai dingin atau hambar karena tidak ada
             kehangatan yang ditimbulkan oleh kemesraan dan keintiman

      3. 3 Unsur Cinta Segitiga
             Unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
             a. Rasa kurang puas
                 Kurang puas dapat dikonotasikan sebagai orang yang sudah memiliki
                 hubungan tetapi dia tidak ingin hanya memiliki seseorang pasangan.
                 Dia ingin lebih seperti mendekati semua wanita yang ada lalu memacari
                 wanita tersebut, istilahnya seperti poligami yang akan menimbulkan
                 kecemburuan yang sangat amat parah
             b. Bosan
                 Apabila suatu pasangan sudah mulai bosan terhadap pasangannya maka
                 salah satu diantara pasangan tersebut akan mencari orang baru yang
                 menarik perhatiannya walaupun dalam hati pasangan tersebut masih ada
                 rasa saling suka satu sama lain
             c. Butuh orang yang selalu ada
                 Pada kondisi ini, suatu hubungan akan retak karena unsur ini karena
                 hubungan jarak jauh yang dimana salah satu dari pasangan ini
                 menghadapi kondisi tidak bisa jauh dari pasangannya. Maka dari itu
                 sebagai solusi jalan keluar agar tidak kesepian maka salah satu
                 pasangan tersebut mencari orang lain.

      4. Tingkatan Cinta
              Ada tiga tingkatan cinta, yaitu :
              a. Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu
                  Ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan
                  sesuatu yang diinginkannya yang biasanya berwujud materi. Seorang
                  wanita biasanya mudah tergoda dengan materi. Isteri yang mencintai
                  suaminya karena harta masuk dalam golongan ini. Isteri yang memijit
                  punggung suaminya hanya ingin jatah nafkahnya ditambah, yang
                  menyuguhkan teh hangat disertai seulas senyuman hanya karena ingin
                  merayu minta dibelikan sesuatu atau  rajin bersih-bersih rumah dengan
                  niat suami membelikan perabot baru adalah sebagian contohnya. Cinta
                  seperti ini adalah tingkatan yang paling rendah. Jika keinginannya tidak
                  terpenuhi maka kadar cintanya sontak turun tajam. Kemudian hatinya
                  terisi oleh bibit kejengkelan, kebencian dan kemarahan sehingga bila
                  sudah pada puncak sering berujung pada perselisihan atau perpisahan.
              b. Cinta atas dasar mengharap ridho kekasih
                  Mencintai kekasih karena semata mengharap ridhanya akan melakukan
                  apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan
                  kebahagiaan. Agar kekasih senang, terhindar dari marabahaya, dll.
                  Terkadang dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal,
                  melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan & mau melakukan
                  sesuatu yang tidak masuk akal atau melakukan sesuatu yang
                  membahayakan nyawanya sendiri. Dalam melakukan semuanya itu dia
                  tidak mengharapkan imbalan dari kekasih atas apa yang dilakukannya.
                  Yang ada dihatinya hanya niat tulus agar kekasihnya senang dan bahagia.
                  Dan inilah yang disebut cinta tulus, ketika kekasih tersenyum senang,
                  diapun turut merasakan kesenangan itu.
              c. Cinta atas dasar mengharap ridha Allah & kekasih
                  Inilah cinta sejati. Pada cinta jenis kedua adakalanya orang tersebut
                  melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak
                  diridhai oleh Allah. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang
                  dari aturan agama. Maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan
                  kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka
                  pendek dan bersifat semu. Misalnya saja waktu sholat maghrib hampir
                  habis dan dia membiarkan kekasihnya asyik menonton TV karena tidak
                  mau mengganggu kesenangannya atau dia terus menerus memanjakannya
                  dengan selalu membelikan barang mewah secara mubazir dan berfoya-
                  foya menghamburkan uang untuk menyenangkan kekasihnya. Itu semua
                  bertentangan dengan aturan Allah. Dan orang yang tindakannya
                  bertentangan dengan aturan-Nya tidak akan menemukan ketentraman hidup
                  dan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati di dunia ini adalah ketika amal
                  perbuatan seseorang itu sejalan dengan nurani. Itulah kenapa cinta tulus saja
                  tidak menjamin kebahagiaan.

5. Cinta Menurut Ajaran Agama

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.

Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
a. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.

“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)

“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)

Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.

b. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.

Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

c. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)

Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.

d. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.

e. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.

Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :

“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)

Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan mereka sndiri.

f. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :

“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS Ali Imran, 3:31)

Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.

g. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.


6. Bentuk Cinta
a. Eros, asal kata ini adalah dari dewa mitologi Yunani, Eros, yang adalah dewa cinta. Eros adalah cinta manusia semata, yg diinspirasi oleh sesuatu yang menarik dalam objeknya. Eros merupakan cinta yang tumbuh dari seseorang kepada yang lain. Misalkan, Zen suka sama gw karna gw cantik. hehe… misalkan lho, jangan sewot gituw ah. N faktor x lainnya yg berhubungan dengan fisik sehingga menimbulkan gairah sex, seperti dalam Inggrisnya “Erotic”.
b. Storge – Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, bapak, anak-anak, dan sodara. William Barclay menyebutkan, “kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan sodara kita; darah lebih kental daripada air” (N.T. Words, 1974).
c. Philia, setingkat lebih tinggi dari eros, berhubungan kejiwa daripada tubuh. Ini adalah cinta antar sahabat. Menyentuh kepribadian manusia—intelektual, emosi, dan kehendak, melibatkan saling berbagi. Cinta yg timbuh dari perhatian dan kebersamaan. Ada sedikit eros dalam philia. Kita memilih teman karena kesenangan yang bisa kita dapatkan dari mereka. Ada kualitas pribadi dalam mereka yang kita hargai, kepintaran dan ketertarikan budaya, dan ekspresi diri yang saling memuaskan.


B. Sifat Manusia Yang Terkandung Dalam  
     Cinta

1. Kasih Sayang
Kasih sayang disini bukan sekedar hubungan asmara antara seorang laki-laki dan perempuan. Namun lebih bersifat universal seperti terhadap sahabat, teman,keluarga, saudara, dan lainnya. Dan yang perlu ditekankan adalah bahwa kasih sayangyang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripadamenerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi kebahagiaan orangyang dikasihi dan disayanginya.Kasih sayang merupakan anugerah dari Tuhan untuk kita yang bertujuanuntuk menentramkan dunia dengan kedamaian yang Ia berikan. Untuk itulah setiaporang harus mengerti makna kasih sayang agar bisa saling menghargai kepribadiandari orang lain meskipun banyak sekali perbedaan yang kita miliki. Karena darisinilah akan tercipta keharmonisan yang aman dalam bentuk kasih sayang

2. Kemesraan
Berasal dari kata dasar ‘mesra’, yang artinya perasaan simpati yang akrab.Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudankasih sayang yang telah mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertianmesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapatmenimbulkan daya kreativitas manusia dan dapat menciptakan berbagai bentuk senisesuai dengan kemampuan bakatnya.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertasyaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkandorongan seksualitasnya kuat.
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalamperkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangatterasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usiasebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.

3. Pemujaan
Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya.Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya. Pemujaan adalah dimanakita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita percayai kebenarannya.Pemujaandapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja padaagama tertentu atau kepercayan yang ada.seperti pemujaan pada leluhur adalah suatukepercayaa bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuanuntuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapabudaya Timur dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalahuntuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadanguntuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaanleluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orangtua, kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.Sedangkan Memuja kepada agama dapat diwujudkan dengan mengagumidan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapatberupa ibadah sebagai media komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membanguntempat ibadah yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainyayang bertema mencintai Sang Pencipta.

4. Belas Kasihan
Belas kasihan adalah suatu sikap hati yang sangat mulia. Belas kasihantidak pernah mementingkan diri sendiri.Jika seseorang selalu memiliki hati belaskasih, maka itu menunjukkan seberapa besar kelapangan dada seseorang. Ketikaseseorang menggunakan belas kasihnya untuk mengubah musuhnya, pada saat ituenergi semacam itu akan menjadi senjata yang lebih ampuh bila dibandingkan denganpisau dan pedang.Seorang yang berbelas kasih akan bermurah hati dan mengalah saatmenerima serangan dari pihak lawan, akan membalas sindiran dan olokan orangdengan senyuman, akan dengan besar hati memaafkan kesalahan dan kesalahpahaman orang lain. Ia tidak tergesa-gesa dan tenang-tenang saja, menahanpenghinaan tanpa berargumen, pikirannya penuh keprihatinan dan rasa kasihan ataspenderitaan yang dialami oleh makhluk hidup, bersikap hambar dan tidak gentar,semua itu adalah sikap hati dari sang sadar yang kekal abadi.Belas kasih memperlakukan seseorang tidak membutuhkan ucapan kata-katayang terlalu banyak, tersenyum simpul saja sudah bisa meneruskan pikiran baik belaskasih ini kepada orang lain. Belas kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia bisamelumerkan es dan salju yang berada di dalam hati manusia.

5. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang mendalam.
Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional dan spontan.
Dengan demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.








Daftar Pustaka :
http://hadidwicahyadi.blogspot.co.id/

Kamis, 10 Maret 2016

Manusia & Kesustraan (IBD)

A. Kesusastraan
       1. Pendekatan Kesusastraan
              Ilmu budaya dasar atau basic humanities awalnya berasal dari
              negara inggris yang berarti sastra. Berasal dari bahasa latin yang artinya
              berbudaya dan halus. Dalam arti khususnya adalah ekspresi dan isi hati
              dari perasaan manusia yang diungkapkan dalam bentuk pandangan cerdas
              yang dituangkan dalam bentuk sesuatu hal yang mencerminkan sebuah
              keindahan. Kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra. Su
              berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Atau, kesusastraan dapat
              diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa,
              bentuk, maupun isinya. Menurut pandangan lain, sastra merupakan
              kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang
              mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
              “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam
              bahasa Indonesia kata ini merujuk kepada sebuah jenis tulisan yang
              memiliki arti atau keindahan tertentu. Segmentasi sastra lebih mengacu
              sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
              pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan
              adalah salah satu contoh yang, diartikan sebagai orang yang menggeluti
              sastrawi, bukan sastra. Sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan
              yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab suci,
              surat, undang-undang, dan sebagainya yang dalam arti khusus dapat
              digunakan dalam konteks kebudayaan. Berarti, sastra adalah hasil budaya
              dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan
              gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.
              Sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan. Sastra lisan
              tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi bahasa yang dijadikan
              wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

       2. Nilai-Nilai Dalam Prosa
             Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, karya sastra pasti
             membawakan moral, pesan atau cerita. Prosa mempunyai nilai yang 
             diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca
             lewat sastra antara lain :
             a) Prosa fiksi memberikan kesenangan
                 Kesenangan yang diperoleh adalah pembaca mendapatkan pengalaman
                 sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa atau kejadian yang
                 dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk
                 mengenal tempat asing yang belum dikunjungi atau yang tak
                 mungkin dikunjungi. Pembaca juga dapat mengenal tokoh yang aneh,
                 asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk
                 mencapai sukses.
             b) Prosa fiksi memberikan informasi
                 Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat dalam
                 ensiklopedia. Dalam novel kita dapat belajan mengenal sesuatu lebih
                 daripada sejarah atau laporan jumalistik tentang kehidupan masa kini, 
                 masa lalu & yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
             c) Prosa fiksi memberikan warisan kultural
                 Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan merupakan sarana bagi
                 pemindahan yang tak henti dari warisan budaya bangsa.
             d) Prosa memberikan keseimbangan wawasan
                 Prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
                 pengalamannya dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan
                 lebih banyak kesempatan untuk memilih respon emosional atau
                 rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang
                 disajikan dalam kehidupan sendiri.


B. Hubungan Ilmu Budaya Dasar 
     Dengan Sastra
       1. Kaitan Ilmu Budaya Dasar Dengan Prosa
              Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena
              variasi ritme yang dimilikinya, serta bahasanya yang lebih sesuai
              dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa”
              yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa digunakan untuk
              mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Prosa dapat digunakan untuk surat
              kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
              lainnya. Prosa dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama & baru. Prosa
              lama adalah prosa yang belum terpengaruh budaya barat.
              Prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
              Lima Komponen Dalam Prosa Lama :
              1. Dongeng-dongeng
              2. Hikayat
              3. Sejarah
              4. Epos
              5. Cerita pelipur lara
              Lima Komponen Dalam Prosa Baru :
              1. Cerita pendek
              2. Roman/ novel
              3. Biografi
              4. Kisah
              5. Otobiografi

       2. Kaitan Ilmu Budaya Dasar Dengan Puisi
              Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh
              kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan.
              Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak
              akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan
              apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai
              sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang
              terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar. Nilai puisi yang ada adalah :
              a) Figura bahasa. Seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan,
                  alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan
                  memberi kejelasan gambaran angan.
              b) Kata ambiquitas. Yaitu kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
              c) Kata berjiwa. Yaitu kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi
                  perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan
                  memukau.
              d) Kata konotatif. Yaitu kata yang sudah diberi tambahan nilai rasa dan
                  asosiasi tertentu.
              e) Pengulangan. Berfungsi untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan
                  sehingga lebih menggugah hati

              Adapun alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu
              Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
              a) Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
                  Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut
                  “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin
                  memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan
                  pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung.
              b) Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
                  Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat
                  menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri,
                  karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca
                  bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

              Hubungan sastra, seni dan ilmu budaya dasar sangat erat karena budaya
              sendiri tidak luput dari tulisan yang dibuat menjadi sebuah seni yang
              bernilai budaya yang dikaitkan dengan budaya sebagai contoh budaya
              membatik yang ada di indonesia. Budaya membatik sudah menjadi ciri
              khas budaya di indonesia dan sekarang seni membatik sudah terkenal
              sampai ke luar negeri.
















Daftar Pustaka :
http://rayrizqie.blogspot.co.id/2015/05/ibd-bab-3-manusia-dan-kesusastraan_1.html
http://sonasoftskill.blogspot.co.id/2012/06/manusia-dan-kesusastraan.html
https://deathneverlost.wordpress.com/2011/11/13/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/

Sabtu, 05 Maret 2016

Manusia & Kebudayaan (IBD)

A. Manusia

      1. Pengertian
            Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),
            “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk
            yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah
            manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
            gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
            Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang pintar. Kita merupakan
            paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual.

      2. Hakikat

            Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling
            sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia dilengkapi dengan
            akal pikiran serta hawa nafsu. agar dapat digunakan untuk kebaikan
            mereka masing – masing atau orang di sekitar mereka. Manusia diberikan
            hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Manusia mempunyai
            hakikat sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain,
            berinteraksi dan saling berbagi.



B. Kebudayaan


      1. Pengertian Budaya
             Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam
             bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan
             sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang
             mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya.
             Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan,
             sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani,
             sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia 
                    Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal yang berkaitan
             dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya
             dengan masyarakat. Segala yang terdapat dalam masyarakat
             ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri.
             Istilahnya adalah Cultural-Determinism. Kebudayaan
             sebagai sesuatu yang turun temurun disebut sebagai superorganic.
             Kebudayaan mengandung pengertian nilai sosial, norma sosial,
             pengetahuan serta keseluruhan struktur sosial, religius, dll. Tambahan lagi
             segala pernyataan intelektual dan artistic. Kebudayaan itu sendiri adalah
             sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
             ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
             kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan
             juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa
             merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.

      2. Kebudayaan Bangsa Timur
            Manusia mendiami wilayah yang berbeda dan lingkungan yang
            berbeda . Hal ini menyebabkan kebisaan, adat istiadat, kebudayaan dan
            kepribadian setiap manusia di suatu wilayah berbeda dengan yang lain.
            Selaras dengan pandangan orang, ada tiga pembagian wilayah, yaitu :
            Barat, Timur Tengah, dan Timur. Indonesia masuk ke dalam bangsa Timur
            yang dikenal sebagai bangsa berkepribadian baik, ramah dan bersahabat.
            Orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur
            yang tidak individualistis dan saling tolong menolong. Meski begitu,
            kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur
            Tengah.

      3. Unsur Kebudayaan
             Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen
             atau unsur kebudayaan, antara lain Melville J. Herskovits menyebutkan
             kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu alat-alat teknologi, sistem
             ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski
             mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi sistem norma,organisasi
             ekonomi, alat-alat atau lembaga petugas pendidikan dan organisasi
             kekuatan. C. Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul Universal
             Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
             universal, yaitu:
             a. Sistem Religi
                 Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang
                 muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
             b. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
                 Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
                 diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki
                 kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul
                 rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
             c. Sistem Pengetahuan
                 Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang
                 berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang
                 berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
             d. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
                 Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak
                  terbatas dan selalu ingin lebih.
             e. Sistem Teknologi dan Peralatan
                 Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang
                 dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
                 membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
              f. Bahasa
                 Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah
                 sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia.
                 Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti
                 bahasa Inggris.
             g. Kesenian
                 Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu
                 yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah
                 kesenian yang dapat memuaskan

         4. Wujud Kebudayaan
                 kebudayaan mengandung beberapa ciri pokok, yaitu sebagai berikut :
                 a. Kebudayaan itu beraneka ragam.
                 b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
                 c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi,
                     sosiologi, dan eksistensi manusia.
                 d. Kebudayaan itu berstruktur.
                 e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek.
                 f. Kebudayaan itu dinamis.
                 g.Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif

                 Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
                 a. Gagasan (Wujud ideal)
                     Wujud ideal kebudayaan adalah berbentuk kumpulan
                     ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya
                     abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
                     terletak dalam kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
                     masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
                     tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan
                     dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
                b. Aktivitas (Tindakan)
                    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
                    manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
                    sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
                    yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
                    manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
                    kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
                    dapat diamati dan didokumentasikan.
               c. Artefak (Karya)
                   Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
                   perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda
                   -benda atau hal-hal yang dapat diraba , dilihat, dan didokumentasikan.
                   Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Kompleks
                   gagasan, konsep, dan pikiran manusia kebudayaan yang muncul dan
                   hidup karena adanya gagasan – gagasan baru, konsep yang matang
                   serta buah dari pikiran yang kreatif. Wujudnya dapat ditemukan dalam
                   sebuah buku – buku, arsip dan sebagainya.
               d. Aktivitas
                   Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
                   manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
                   sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
                   yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
                   manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
                   kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
                   dapat diamati dan didokumentasikan.
               e. Wujud sebagai benda
                   Aktivitas manusia sehari – hari umumnya dilakukan dengan
                   menggunakan benda sebagai sarana dan prasarana. Dari situ lahir
                   kebudayaan dalam bentuk fisik yang konkret, bisa bergerak maupun
                   tidak.

      5. Orientasi Nilai Budaya
             Kluckhohn dalam Pelly mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan
             sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam pikiran
             sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling
             berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan
             dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya. Secara fungsional sistem
             nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan.
             Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan
             berhasil. Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
             emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan
             tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai
             manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut
             merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan
             bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud
             konsepsional dari budaya mereka, yang seolah berada diluar dan di atas
             para individu warga masyarakat itu.
             Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam kebudayaan yang
             dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly
             kelima masalah pokok tersebut adalah:
             a. masalah hakekat hidup,
             b. hakekat kerja atau karya manusia,
             c. hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
             d. hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
             e. hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya

       6. Perubahan Kebudayaan
              Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai
              rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang
              masuk lewat Globalisasi. Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi
              yang masuk ke Indonedia turut merubah cara kebudayaan Indonesia,
              baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada disetiap
              daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia
              di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing
              sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Baratan (westernisasi),
              yang menyebabkan terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri

       7. Kaitan Manusia & Kebudayaan
              Manusia sebagai perilaku kebudayaannya dapat dipandang setara yang
              dinyatakan sebagai dialektis, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap:
              a. Eksternalisasi, proses manusia mengekspresikan dirinya dalam
                  membangun dunianya
              b. Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan
                  yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia
              c. Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali oleh manusia, yakni
                  manusia yang mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat
                  hidup dengan baik






















Daftar Pustaka :
http://upilersss.blogspot.co.id/2015/03/makalah-ilmu-budaya-dasar.html
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/03/14/manusia-dan-kebudayaan/
http://vanillabluse.blogspot.co.id/2014/05/makalah-manusia-dan-kebudayaan.html