Kamis, 05 April 2018

Menentukan Biaya Awal dan Modal (Ekonomi Teknik)

1. ANALISIS INCREMENTAL

Analisis incremental adalah pemilihan atas dua alternatif dengan cara menentukan selisih cash flow dari kedua alternatif, umumnya dipakai untuk menentukan IRR dari dua alternatif yang memiliki keseluruhan cash flow negative (kecuali nilai sisa).
Analisis incremental biasanya dinyatakan juga sebagai biaya diferensial, biaya marjinal, atau biaya relevan. Analisis incremental ini fleksibel, dimana data dapat dihitung dan disajikan untuk alternatif keputusan berdasarkan periode, seperti hari, minggu, bulan atau tahun.
Analisis incremental digunakan dalam pengambilan keputusan ketika jumlah dari alternatif keputusan dan keadaan alam sangat besar. Penggunaan tabel payoff atau pohon keputusan mungkin terlalu rumit untuk digunakan, sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan pendekatan yang telah disederhanakan. Pendekatan ini membantu pemimpin perusahaan untuk melakukan sejumlah keputusan yang tepat dalam waktu yang relatif singkat. Analisis ini dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bidang pemasaran atau bidang produksi.
Analisis incremental adalah cara pengambilan keputusan di mana biaya operasional atau pendapatan dari satu alternatif dibandingkan dengan alternatif lain. Alternatif keputusan terbaik adalah biaya operasional terkecil atau pendapatan yang terbesar. Analisis incremental dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif keputusan, seperti:
• Menyimpan atau mengganti barang tertentu
• Membuat atau membeli sejumlah barang tertentu
• Menjual sekarang atau memproses barang lebih lanjut
• Menyewa ruangan lain atau melanjutkan kegiatan
• Melanjutkan atau menghentikan produksi
• Menerima atau menolak penawaran khusus
• Perubahan jangka waktu kredit
• Membuka tempat baru
• Membeli atau menyewa, dan lain-lain
PWbiaya = PWkeuntungan
Atau    PWbiaya – PWkeuntungan = 0
atau     NPW = 0 (net present worth = 0 ).
Jika menggunakan EUAC:
EUAC = EUAB
atau     EUAC – EUAB = 0
atau     NAW (net annual worth) = 0
Contoh :
Pengendalian material disuatu pabrik dilakukan secara manual. Biaya yang diperlukan
untuk gaji karyawan yang mengoperasikan pengendalian material tersebut (termasuk gaji lembur, asuransi, biaya cuti dan sebagainya) ditaksir tiap tahun Rp. 9.200.000.
Pengendalian secara manual ini disebut alternatif A.
Untuk menekan gaji karyawan yang cenderung meningkat, pabrik tersebut ingin mengganti pengendalian material tersebut dengan otomatis ingin mengganti pengendalian material tersebut dengan yang otomatis (alternatif B) yang harganya adalah Rp. 15.000.000. Dengan menggunakan pengendalian otomatis tersebut, gaji karyawan ditaksir akan berkurang menjadi Rp. 3.300.000 tiap tahun. Biaya pengoperasian yang terdiri atas biaya listrik, pemeliharaan dan pajak masing-masing-masing tiap tahun adalah Rp. 400.000, Rp.1.100.000, dan Rp. 300.000. Jika pengendalian otomatis yang digunakan ada pajak ekstra sebesar Rp. 1.300.000 tiap tahun. Pengendalian otomatis tersebut dapat dipakai selama 10 tahun dengan nilai akhir nol. Jika suku bunga i = 9% (MARR), tentukan alternatif mana yang dipilih. Pertama-tama dibuat terlebih dahulu tabel aliran kas tersebut :
GMB1
NPW = 0 = -15.000.000 + 2.800.000 (P/A, i%, 10)
Atau NAW = 0 = -15.000.000 (A/P, i%, 10) + 2.800.000
Dengan cara coba-coba diperoleh i = 13,3%.
Karena i = 13,3% > 9% maka pilih alternatif B karena lebih ekonomis.
Jika digunakan perhitungan EUAC maka diperoleh :
EUAC (A) = Rp. 9.200.000
EUAC (B) = 15.000.000 (A/P, 9%, 10) + 3.300.000 + 400.000 + 1.100.000 + 300.000
+ 300.000
= Rp. 8.737.000.
Hasilnya konsisten dengan perhitungan PW, bahwa EUAC (B) < EUAC (A).


2. BENEFIT COST RATIO

Benefit cost ratio merupakan analisa yang sangat umum digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek yang dibiayai oleh pemerintah. Analisa ini adalah cara praktis untuk menaksir kemanfaatan proyek, dimana hal ini diperlukan tinjauan yang panjang dan luas. Dengan kata lain diperlukan analisa dan evaluasi dari berbagai sudut pandang yang relevan terhadap ongkos-ongkos maupun manfaat yang disumbangkannya.
Proyek-proyek tersebut misalnya, pemerintah ingin membangun bendungan baru disuatu daerah, untuk itu perlu dikaji terlebih dahulu apakali biaya (cost) yang dikeluarkan tersebut memberikan manfaat (benefit) yang lebih atau tidak terhadap masyarakat disekitarnya dan tentu saja terhadap program pemerintah sendiri. Dengan adanya proyek tersebut apakah dapat meningkatkan produksi padi daerah tersebut tiap ha, apakah bendungan tersebut dapat dijadikan tempat wisata dan apakah mungkin untuk membangun PLTA secara ekonomis. Jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan maka dikatakan proyek acceptable, sedangkan sebaliknya tidak. Seperti halnya evaluasi ekonomis untuk swasta, analisis pemanfaatan biaya disini juga memperhitungkan suku bunga.
Pada umumnya cukup sulit untuk mengidentifikasikan manfaat (benefit) yang diterima oleh masyarakat. Misalnya dalam pembangunan bendungan tersebut, disamping adanya maanfaat tapi ada juga kerugian-kerugiannya (disbenefits) antara lain mengorbankan sebagian masyarakat yang tanahnya digunakan untuk proyek tersebut.
Dalam hal ini perlu berhati-hati untuk melakukan analisis pemanfaatan biaya, untuk itu perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan yang matang, mana yang relevant dianggap sebagai suatu manfaat dan mana yang tidak. Contoh lain, misalnya proyek perbaikan jalan yang bertujuan untuk memperlancar dan mengurangi kecelakaan lalu lintas. Jelas ini bermanfaat bagi masyarakat, karena dapat mengurangi kemacetan dan kecelakaan.
Hal tersebut berarti antara lain memperlancar arus ekonomi, mengurangi pengeluaran untuk memperbaiki kendaraan, rumah sakit dan obat-obatan.Tetapi pengurangan pengeluaran ini berakibat berkurangnya penerimaan untuk bengkel-bengkel, dokter, rumah sakit dan pengecara-pengacara. Dari sudut pemerintah dan pandangan masyarakat, jelas kecelakaan lalu lintas tersebut tak diingini, sehingga dalam analisis kerugian-kerugian pada bengkel, dokter, rumah sakit dan pengacara tidak perlu dimasukkan dan tidak dianggap suatu disbenefit. Sedangkan kerugian penduduk karena tanahnya digunakan untuk proyek bendungan tersebut merupakan suatu disbenefit yang harus dipertimbangkan dalam analisisnya. Misal B= benefit dan C = cost.
Maka perbandingan benefit dan cost dihitung degan rumus.
gmb2
Contoh:
Dalam suatu proyek pengendalian banjir ada 2 alternatif yang diusulkan. Alternatif pertama yaitu memperbaiki saluran (S) untuk memperlancar aliran sungai dan alternatif kedua membangun dam dan reservoir (D & R).Taksiran kerusakan akibat banjir tiap tahun j ika t idak ada pengendalian banjir(TP) adalah Rp 480.000.000. Jika alternatif S dibangun kerugian tersebut dapat dikurangi menj adi Rp 105.000.000 dan jika alternatif D & P dibangun kerugian tersebut berkurang menjadi Rp.55.000.000 (Dalam praktek nilai taksiran tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan metode statistika, yaitu sebagai nilai ek s p ekt a s i (expected value), karena kerugian tiap tahun beruhah sesuai dengan besar – kecilnya banjir yang timbul).
Biaya perbaikan saluran ditaksir Rp 2.900.000 dan biaya pemeliharaannya tiap tahun ditaksir Rp 35.000.000. Kedua macam biaya tersebut dibebankan pada anggaran pemerintah. Biaya pembangunan dam dan reservoir (D & R) ditaksir Rp 5.300.000.000 dan ditaksir biaya pengoperasian dan pemeliharaannya tiap tahun Rp 40.000.000. Kedua biaya tersebut dibebankan pada anggaran pemerintah. Pembangunan D & R mempunyai akibat samping yang merugikan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. (Dalam analisis ekonomi ini disebut disbenefit/benefit negatif/malefit). Yaitu : pembangunan dam merugikan hasil perikanan rakyat yang ditaksir jumlahnya Rp 28.000.000 tiap tahun, sedangkan pembangunan reservoir merugikan hasil pertanian dan peternakan karena berkurangnya lahan dan ditaksir jumlahnya Rp.10.000.000 tiap tahun. Berdasarkan data di atas akan diselidiki alternatif mana yang paling ekonomis dengan i = 6 % dan umur teknis 50 tahun.
Penyelesaian :
Dalam perhitungan disini digunakan benefit dan cost tiap tahun untuk memudahkan, sebab data yang tersedia dalam tahunan. Pertama dibandingkan terlebih dahulu alternatif perbaikan saluran (S) dengan alternatif tidak ada pengendalian banjir (TP). Keuntungan tiap tahun disini adalah berkurangnya kerugian akibat banjir karena adanya alternatif S dibandingkan dengan alternatif TP. Sedangkan biaya tiap tahun adalah capital recovery cost dan biaya pemeliharaan alternatif S .
B (S – TP) = 480.000.000 – 105.000.000 = 375.000.000
C (S – TP ) = 2900.000.000 (A/P, 6%,50 + 35.000.000 = 219.000.000
B/C = 375.000.000/219.000.000 = 1,71
Karena B/C > 1 berarti pembangunan saluran manfaat yang besar dibandingkan tanpa pengendalian banjir sama sekali.
Selanjutnya dihitung perbandingan incremental B/C antara altarnatif D & R dengan alternatif S :
B (D & R – S) = (105.000.000 – 55.000.000) – (28.000.000 + 10.000.000) = 12.000.000
C (D & R– S)  = 5300.000.000 (A/P, 6%, 50) + 40.000.000
2900.000.000 (A/P, 6%,50) + 35.000.000 = 157.000.000
B/C = 12.000.000 / 157.000.000 = 0.08
Karena B/C – 0,08 alternatif S lebih bermanfaat dibandingkan alternatif D & R.

3. ANALISA PAYBACK PERIOD

Periode pengembalian – payback period
Periode “Payback” menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu investasi akan bisa kembali. Periode “Payback” menunjukkan perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan, dengan rumus umu sebagai berikut :
Payback Period =   Nilai Investasi
                                    Proceed
Apabila periode payback kurang dari suatu periode yang telah ditentukan proyek tersebut diterima, apabila tidak proyek tersebut ditolak. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan – penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan kembalinya dana investasi.
Kebaikan Payback Method
  1. Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit.
  2. Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of returndan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
  3. Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
Kelemahan Payback Method
  1. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.
  2.  Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
  3. Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda :
Payback Period = n + a – b  x 1 tahun
                       c – b
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi awal
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama :
Payback Period = Investasi awal x 1 tahun
                  Arus kas
· Periode pengembalian lebih cepat : layak
· Periode pengembalian lebih lama : tidak layak
· Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang lebih
cepat yang dipilih
Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda
Suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun, Syarat periode pengembalian 2 tahun, dengan tingkat bunga 12% per tahun, dan arus kas pertahun adalah :
· Tahun 1 RP. 300 juta
· Tahun 2 Rp. 250 juta
· Tahun 3 Rp. 200 juta
· Tahun 4 Rp. 150 juta
· Tahun 5 Rp. 100 juta
Arus kas dan arus kas kumulatif
TahunArus kasArus kas kumulatif
1300.000.000300.000.000
2250.000.000550.000.000
3200.000.000750.000.000
4150.000.000900.000.000
5100.000.0001.000.000.000
Payback Period = n + a – b  x 1 tahun
c – b
= 2 + Rp 600jt – Rp 550jt x 1 tahun
Rp 750jt – Rp 550jt
= 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan

4. BREAK EVENT POINT

Dalam beberapa kondisi ekonomi, biaya dari suatu alternatif mungkin merupakan fungsi dari suatu variabel. Jika dua atau lebih alternatif merupakan fungsi dari suatu variabel yang sama, kemudian ingin ditentukan nilai dari variabel tersebut sedemikian hingga biaya kedua alternatif tersebut sama. Nilai dari variabel yang diperoleh disebut sebagai titik (break-event point).
Jika biaya dari dua alternatif dipengaruhi oleh variabel yang sama maka dapat dicari nilai dari variabel tersebut sehingga kedua alternatif mempunyai biaya yang sama. Biaya dari tiap-tiap alternatif dapat dinyatakan sebagai fungsi variabel independen yang sama, misal :
TC1 = f1(x) dan TC2 = f2(x)
Dimana :
TC1 = total biaya untuk alternatif I
TC2 = total biaya untuk alternatif II
x = variabei independen yang mempengaruhi alternatif I dan II.
Untuk mendapatkan nilai x yang membuat kedua biaya alternatif tersebut sama adalah dengan menyamakan TC1 = TC2. Karena itu f1 (x) = f2(x), dan jika diselesaikan diperoleh nilal x yang dicari dan merupakan suatu titik impas dapat dicari dengan menggunakan prosedur-prosedur yang telah dikembangkan dalam matematika.
Contoh :
Andaikan bahwa diperlukan motor bertenaga 20 TK untuk memompa air dari suatu sumber air. Banyak jam beroperasi (jam motor bekerja) tiap tahun tergantung pada t ingi curah hujan (jadi merupakan suatu variabel). Motor tersebut diperlukan untuk jangka waktu 4 tahun. Untuk penyediaan motor tersebut telah diusulkan 2 alternatif.
Alternatif A memerlukan biaya awal untuk pembelian motor listrik yang bekerja secara otomatis dengan harga Rp 1.400.000 dan nilai akhirnya pada akhir tahun keempat ditaksir Rp 200.000. Biaya pengoperasian tiap jam Rp 840, dan biaya pemeliharaan tiap tahun ditksir Rp 120.000. Alternatif B memerlukan biaya awal untuk pembelian motor gaselin Rp 550.000 dan nilai akhir nol pada akhir periode tahun keempat.
Biaya bahan bakar untuk tiap jam operasi ditaksir Rp 420 ; biaya pemeliharaan ditaksir Rp 150 tiap jam dan biaya operator tiap jam Rp 800. Akan ditentukan berapa jam tiap tahun kedua motor tersebut beroperasi agar biaya kedua altenatif tersebut sama. Gunakan i (MARR) 10 %
Penyelesaian :
Misal   TCA    = total EUAC (A)
CRA    = Capital recovery cost alternatif A
= (1.400.000 – 200.000) (A/P,10%,4) + 200.000 (0,10) = 399.000
MA      = biaya pemeliharaan tiap tahun untuk alternatif A
= Rp. 120.000
CA      = biaya pengoperasian tiap jam = Rp 840
t           = jumlah jam operasi tiap tahun
Maka   TCA    = CRA + MA + CA t
TCB    = total FUAC (B)
CRB    = Capital recovery cost alternatif B
= Rp. 550.000 (A/P, 10%, 4) = Rp. 174.000
HB      = biaya t iap jam dar i penggunaan gaselin + operator + pemeliharaan
= Rp 420 + Rp 800 + Rp 150 = Rp 1370
t           = jumlah jam operasi tiap tahun.
Maka TCB = CRB + Ht.
Untuk mendapatkan titik impas adalah dengan menyelesaikan t dari persamaan.
TCA = TCB
atau CRA + MA + CAt = CRB + HBt
diperoleh  :
gmb3
Jadi kedua motor tersebut sama ekonomisnya jika kedua motor tersebut beroperasi selama 651 jam dalam setahun. Jika digunakan kurang dari 651 jam maka motor gasolin lebih ekonomis dan jika digunakan lebih da r i 651 jam motor listrik lebih ekonomis. Gambar ini menunjukkan total biaya tiap tahun sebagai fungsi dari banyaknya jam bekerja tiap tahun.
gmb4
Perbedaan biaya tahunn antara kedua alternatif tersebut untuk sembarang jam operasi tertentu dapat dihitung sebagai berikut :
Misalnya kedua motor dioperasikan 100 jam tiap tahun maka :
TC  = TCA – TCB
= CRA + MA + CAt – CRB – HBt
= 399.000 + 120.000 + 100 (0,84) – 174 – 100 (1,37)
= Rp. 292.000

5. ANALISIS SENSIVITAS

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang berkaitan dengan perubahan diskrit parameter untuk melihat berapa besar perubahan dapat ditolerir sebelum solusi optimum mulai kehilangan optimalitasnya. Jika suatu perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan drastis dalam solusi, dikatakan bahwa solusi sangat sensitive terhadap nilai parameter tersebut. Sebaliknya, jika perubahan parameter tidak mempunyai pengaruh besar terhadap solusi dikatakan solusi relative insensitive terhadap nilai parameter itu.
Dalam membicarakan analisis sensitivitas, perubahan-perubahan parameter dikelompokan menjadi:
  1. Perubahan koefisien fungsi tujuan
  2. Perubahan konstan sisi kanan
  3. Perubahan batasan atau kendala
  4. Penambahan variable baru
  5. Penambahan batasan atau kendala baru
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Contoh: Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan
Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :
  1. Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan-baku, produksi, dsb.
  2. Penurunan produktivitas
  3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan payback period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi. Mudah dilakukan dalam software spreadsheet.
gmb5


6. DEPRESIASI

Depresiasi atau penyusutan modal adalah suatu komponen yang penting dalam analisis ekonomi teknik, terutama dalam analisis yang berkaitan dengan pajak dan pengaruh inflasi (after tax and inflation analysis). Secara umum depresiasi dapat didefinisikan sebagai berkurangnya nilai suatu asset (yang dapat berupa mesin-mesin, bangunan gedung dll) sesuai dengan waktu. Depresiasi secara umum dapat digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu:
  1. Depresiasi yang disebabkan antara lain mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan semakin tua sehingga kemanpuannya berkurang (physical degradation).
  2. Depresiasi yang disebabkan antara lain karena semakin majunya perkembangan teknologi, sehingga diperlukan mesin-mesin atau peralatan-peralatan baru yang lebih efisien dan ekonomis daripada yang dipakai sekarang atau karena adanya perubahan demand di masya r akat baik dari segi kualitas maupun kuantitas sehingga diperlukan tambahan mesin-mesin dan peralatan-peralatan baru (functional depreciation).
Untuk memahami konsep depresiasi bukanlah suatu hal yang mudah, karena disini memuat 2 pengertian yang harus dipertimbangakan. Yang pertama, yaitu depresiasi nilai asset yang sebanarnya sesuai dengan waktu dan yang kedua (yang penting dalam ekonomi teknik) yaitu bagaimana mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut.
Dalam mengalokasikan depresiasi nilai asset ada 2 hal yang dipertimbangkan yaitu:
–          Untuk menjamin bahwa asset yang diinvestasikan dapat diperoleh kembali selama umur ekonomisnya:
–          Untuk menjamin bahwa asset yang. diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga berkaitan dengan pajak.
Untuk menghitung depresiasi, ada 3 komponen utama yang digunakan, yaitu : nilai asset (P), umur teknis(n), dan nilai akhir (S). Metode depresiasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Metode yang bertujuan untuk mengalokasikan depresiasi yang lebih besar pada awal umur teknis daripada akhir umur teknis. Metode yang digunakan antara lain: declining balance depreciation accounting, dan Sum of Years digits depreciation accounting (SOYD).
  2. Metode yang bertujuan untuk mengalokasikan depresiasi secara merata selama umur teknis. Metode yang digunakan adalah straight line depreciation accounting.
  3. Metode yang bertujuan untuk mengalokasikan depresiasi yang lebih besar pada akhir umur teknis daripada awal umur teknis. Metode yang digunakan adalah sinking – fund depreciation accounting.
Straight line depreciation accounting
Besarnya depresiasi pada tahun ke t dengan metode ini diberikan oleh rumus :
gmb6
dimana d adalah laju depresiasi.
Contoh 1 :
Misal P = Rp. 10.000.000, S = 1.000.000 dan n = 5 tahun
gmb7
BVt adalah nilai buku pada tahun ke t yang besarnya adalah BVt -1 – Dt, dimana BV0 = P, dan dapat dibuktikan bahwa:
gmb8
DECLINING – BALANCE Depreciation Accounting
Dalam metode ini besarnya depresiasi pada awal-awal tahun pemakaian lebih besar dari pada akhir tahun pemakaian. Karena diharapkan misalnya mesin-mesin yang baru dapat memeberikan produktivitas yang lebih tinggi pada awal pemakainnya daripada akhir pemakaiannya. Dalam metode ini, untuk laju depresiasi tertentu, besarnya depresiasi adalah perkalian laju depresiasi dengan nilai buku pada periode bersangkutan.
Contoh 2 :
Lihat kembali contoh 1.
Misal digunakan laju depresiasi 40%.
gmb9
Konstanta k biasanya adalah 1,25 ; 1,5 ; 2,0. Jika k = 2 seperti contoh 2. disebut double declining balance depreciation.
Besarnya depresiasi pada tahun ke t adalah :
Dt = dr (BVt-1)
Dan     BVt-1 = P (1- dr)t-1

Sum of Years digits (SOYD) depreciation accounting
Metode ini berdasarkan jumlah bilangan tahun, dimana nilai suatu asset berkurang sebanding dengan unit tahunnya.
Contoh 3:
Lihat kembali contoh 1.
Jumlah unit tahun = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
gmb10
Sinking – fund depreciation accounting
Dalam metode ini di andaikan nilai dari asset berkurang pada saat laju depresiasi bertambah.
Contoh 4:
Lihat kembali contoh 8.1 dan digunakan sinking fund 6 %. Sinking fund depreciation pada tahun :
Pertama       :   (10.000.000 – 1.000.000) (A/F, 6%, 5) = 1.596.600
Kedua         :   1.596.600 + 0,06 (1.596.600) = 1.692.390
Ketiga         :   1.692.390 + 0,06 (1.692.390) = 1.793.940
Keempat      :   1.793.940 + 0,06 (1.793.940) = 1.901.580
Kelima         :   1.901.580 + 0,06 (1.901.580) = 2.015.670
gmb11
Secara umum :
Dt = (P-S) (A/F, i%, n) + i (P-S) (A/F, i%, n) (F/A, i , t-1)
Setelah disederhanakan diperoleh :
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1)
BVt = P-(P-F) (A/F, i, n) (F/A, i, t)
gmb12
Contoh Soal :
Suatu investasi pada peralatan seharga Rp. 36.000.000 diharapkan dapat menghemat pengeluaran perusahaan sebesar Rp. 8.900.000 tiap tahun untuk selama 8 tahun dan ditaksir nilai akhirnya sama dengan nol pada akhir tahun ke 8. Dengan menggunakan pajak pendapatan (income tax rate) sebesar 48 %, hitung rate of return investasi tersebut dengan menggunakan kondisi-kondisi berikut :
  1. Sebelum pajak pendapatan (before income tax).
  2. Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan straight line depreciation.
  3. Setelah pajak pendapatan dengan SOYD.
  4. Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan double rate declining balance depreciation untuk 4 tahun pertama dan 4 tahun berikutnya digunakan straight line depreciation.
  5. Setelah pajak pendapatan dengan SOYD dan ITC (investuen tax credit) sebesar 10% diterapkan langsung.
  6. Setelah pajak pendapatan dengan mengadaikan semua investasi dihapuskan untuk tujuan pajak.
  7. Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan depresiasi ACRS (accelerated cost recovery system), lihat Tabel (apendik) dan ITC sebesar 10 % diterapkan langsung.
  8. Setelah pajak pendapatan dengan mengandaikan investasi dihapuskan sebesar 20 % tiap tahun untuk 5 tahun dan ITC sebesar 10 % diterapkan langsung.
  9. Setelah pajak pendapatan dengan menggunakan depresiasi ACRS untuk 5 tahun mulai 1986 dan ITC sebesar 10 % diterapkan langsung.
Penyelesainnya :
a. Sebelum pajak
NPW = 0 = – 36.000.000 + 8.900.000 (P/A. i %, 8)
Dengan cara interpolasi (trial and error) diperoleh i = 18,3 %.
b. Dt = (P-S)/n = 36.000.000 / 8 = 4.500.000
Dibuat terlebih dahulu aliran kasnya :
gmb13
NPW = 0 = – 36.000.000 + 6.778.000 (P/A, i %, n)
Dengan interpolasi diperoleh i = 10,2 %.
c. Setelah pajak pendapatan dengan SOYD :
gmb14
gmb15
NPW = 0 = – 36.000.000 + 8.468.000 (P/A, i %, 8) – 480.000 (P/G, i %, 8)
Dengan interpolasi diperoleh i = 11,2 %.
d. dr = 2 / n= 0,25
Dihitung terlebih dahulu depresiasinya dengan double rate declining balance depreciation untuk 4 tahun pertama.
BV0 = 36.000.000, D1 = dr BV0 = 0,25 (36.000.000) = 9.000.000
BV1 = P (1 – dr) = 36.000.000 (1 – 0,25) = 27.000.000, D2 = dr BV1 = 0,25 (27.000.000) = 6.750.000
BV2 = P (1 – dr2) = 36.000.000 (1-0,25)2 = 20.250.000
d3 = 0,25 BV2 = 50.625.500
BV3 = 36.000.000 (1-0,25)3 = 15.187.500
D4 = 0,25 BV3 = 3.797.000
BV4 = 36.000.000 (1-0,25)4 = 11.390.500
BV4 = merupakan P untuk straight line depretation, yaitu :
Dt = (11.390.500 – 0) / 4=  2.848.000, untuk t = 5, 6, 7, 8.
gmb16
NPW = 0 = – 36.000.000 + 5.995.000 (P/A, i %, 8) + CFt – 5.995.000) (P/F, i %, t)
Dengan interpolasi diperoleh i = 11,1 %.
e. gmb17
ITC = 10 % (36.000.000) = 3.600.000
NPW = 0 = – 32.000.000 + 8.468.000 (P/A, i %, n) – 480.000 (P/G, i %, 8)
Dengan interpolasi diperoleh i = 14,6 %.
f. gmb18
g. dari tabel di atas :
Depresiasi pada tahun   Pertama  = 0,15 (36.000.000) = 5.400.000
Kedua    = 0,22 (36.000.000) = 7.920.000
Ketiga    = 0,21 (36.000.000) = 7.560.000
Keempat = 0,21 (36.000.000) = 7.560.000
Kelima    = 0,21 (36.000.000) = 7.560.000
Dengan interpolasi diperoleh i = 14,7 %
gmb19
Besarnya depresiasi pada  Tahun pertama = 20 % (36.000.000) = 7.200.000
Tahun kedua = 32 % (36.000.000) = 11.520.000
Tahun ketiga = 24 % (36.000.000) = 8.640.000
Tahun keempat = 16 % (36.000.000) = 5.760.000
Tahun kelima = 8 % (36.000.000) = 2.880.000
Dengan interpolasi diperoleh i = 15,6 %.


7. UMUR EKONOMIS

Umur ekonomis adaah depresiasi atau penyusutan dalam akutansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan. Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda. Umur ekonomi menurut kegunaannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1.    Umur ekonomi aset baru
Umur ekonomi aset akan meminimasi ekuivalen biaya tahunan seragam (equivalent uniform annual cost – EUAC) kepemilikan dan pengoperasian aset. Sangat penting untuk mengetahui umur ekonomi aset baru (penantang) berdasarkan prinsip bahwa aset baru dan aset lama harus dibandingkan berdasarkan umur ekonomi (optimum) mereka.
Sangat penting mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun demi tahun atau biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga keduanya dapat dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan biaya yang paling hemat keduanya.Untuk sebuah aset baru, umur ekonominya dapat dihitung jika investasi modal,biaya tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui atau dapat diestimasi.
Analisis sebelum pajak :
PWk (i%) = I – MVk (P/F,i%,k) + SEj (P/F,i%,j)
TCk (i%) = MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek
Contoh
Sebuah truk forklift baru akan memerlukan investasi sebesar $20.000 dan diharapkan memiliki nilai pasar akhir tahun serta biaya tahunan seperti diperlihatkan pada tabel dibawah ini. Jika MARR sebelum pajak adalah 10% per tahun, berapa lama aset tersebut harus dipertahankan kegunaannya?
tahun,kBiaya penggunaan pada tahun, kEUAC tahun k
(2)MV, akhir tahun, k(3)Penyusutan aktual selama tahun, k(4)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun(5)Biaya tahunan (Ek)(6) = (3)+(4)+(5)Total biaya (marginal) tahun k (TCk)(7)EUACk=[STCj(P/F,10%,j)](A/P,10%,k)
0$20.000
115.000$5.000=20.000-15.000$2.000= 20.000×0,1$2.000$9.000$9.000
211.2503.750=15.000-11.2501.500= 15.000×0,13.0008.2508.643
38.5002.750=11.250-85001.125=11.250×0,14.6208.4958.600® EUAC minimum (N*=3)
46.5002.000=8500-6500850=8500×0,18.00010.8509.082
54.7501.750=6500-4750650=6.500×0,112.00014.4009.965
Asumsi : semua arus kas terjadi pada setiap akhir tahun.
Kolom 3 : Penyusutan aktual untuk setiap tahun adalah perbedaan antara nilai pasar awal dan akhir tahun. Penyusutan untuk masalah ini tidak dihitung berdasarkan metode formal namun didasarkan pada hasil kekuatan ekspektasi pasar.
Kolom 4 : Opportunity cost modal pada tahun k adalah 10% dari modal yang tidak direcover (diinvestasikan dalam aset) pada awal masing-masing tahun.
Kolom 7 : Equivalent uniform annual cost (EUAC) yang akan timbul setiap tahun jika aset tersebut dipertahankan penggunaannya sampai tahun k, dan selanjutnya digantikan pada akhir tahun. EUAC minimum terjadi pada akhir tahun N*. ® Pada aset disini memiliki EUAC minimum jika dipertahankan kegunaannya hanya selama tiga tahun (yaitu N*=3).
EUAC2 (10%) = $20.000(A/P,10%,2)-$11.250(A/F,10%,2) + [$2.000(P/F,10%,1) + $3.000(P/F,10%,2)](A/P,10%,2)
= $8.643

2.    Umur ekonomi aset lama
Pembandingan aset baru dengan lama harus dilakukan secara hati-hati karena melibatkan umur yang berbeda. Aset lama harus dianggap memiliki umur lebih lama dibanding umur ekonomi sebenarnya sepanjang biaya marginalnya kurang dari EUAC minimum aset baru.
Jika tidak ada MV aset lama saat ini atau nanti (dan tidak ada pengeluaran untuk perbaikan) dan jika biaya operasi aset lama diperkirakan akan meningkat setiap tahun, maka sisa umur ekonomi yang menghasilkan EUAC paling kecil akan satu tahun.
Jika MV lebih besar dari nol dan diharapkan menurun dari tahun ke tahun, maka perlu dilakukan perhitungan sisa umur ekonomi. Penundaan (postponement) umumnya diartikan sebagai penundaan keputusan mengenai kapan akan melakukan penggantian, bukan mengenai keputusan untuk menunda penggantian sampai tanggal masa datang tertentu.
Contoh
Misalnya ingin diketahui berapa lama sebuah truk forklift harus dipertahankan kegunaannya sebelum diganti dengan truk forklift baru yang data-datanya diberikan pada contoh 3. Truk lama dalam kasus ini sudah berusia dua tahun, yang dibeli dengan biaya $13.000 dan memiliki MV yang dapat dicapai saat ini (realizable MV) sebesar $5.000. Jika dipertahankan, nilai pasar dan biaya tahunannya diperkirakan akan seperti berikut :
Akhir tahun kMV akhir tahun kBiaya tahunan, Ek
1$4.000$5.500
23.0006.600
32.0007.800
41.0008.800
Tentukan periode paling ekonomis untuk tetap mempertahankan aset lama sebelum menggantinya dengan aset pengganti yang ada pada contoh 3. Biaya modal adalah 10% per tahun.\
Jawaban :
Penentuan umur ekonomi aset lama
(1)Akhir tahun, k(2)Penyusutan aktual selama tahun k(3)Biaya modal = 10% dari MV awal tahun (*)(4)Biaya tahunan (Ek)(5)Total biaya (marjinal) atau tahun (TCi)
=(2)+(3)+(4)(6)EUAC sampai tahun k1$1.000$500$5.500$7.000$7.00021.0004006.6008.0007.47431.0003007.8009.1007.96641.0002008.80010.0008.406
(*) tahun satu berdasarkan MV yang dapat dicapai sebesar $5.000
Perhatikan bahwa EUAC minimum sebesar $7.000 berkaitan dengan mempertahankan aset lama satu tahun lagi. Namun, biaya marjinal mempertahankan truk untuk tahun kedua adalah sebesar $8.000, yang masih tetap lebih kecil dari EUAC minimum aset pengganti (yaitu $8.600 dari contoh 3). Biaya marjinal untuk mempertahankan aset lama pada tahun ketiga dan tahun selanjutnya lebih besar dari $8.600 EUAC minimum truk baru. Berdasarkan data yang ada saat ini, paling ekonomis untuk mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi dan selanjutnya menggantinya dengan aset baru.

PERBANDINGAN KETIKA MASA MANFAAT ASET LAMA BERBEDA DENGAN ASET PENGGANTI
Situasi ketiga terjadi ketika masa manfaat aset pengganti terbaik dan aset lama diketahui, atau dapat diestimasi, namun tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika asumsi berulangan (repeatability) tidak dapat diterapkan, asumsi berakhir bersamaan (coterminated) dapat digunakan; asumsi ini menggunakan periode studi terbatas untuk semua alternatif. Jika pengaruh inflasi akan dilibatkan dalam analisis penggantian, dianjurkan untuk menggunakan asumsi coterminated.
Contoh
Andaikan kita dihadapkan pada masalah penggantian yang sama dengan contoh di atas, kecuali bahwa periode masa manfaat yang dibutuhkan adalah (a) tiga tahun atau (b) empat tahun. Artinya, periode analisis terbatas dengan menggunakan asumsi coterminated digunakan. Untuk setiap kasus tersebut, alternatif mana yang harus dipilih?
Jawaban :
(a)  Untuk perencanaan tiga tahun, secara intuitif kita akan berpikir apakah aset lama harus dipertahankan tiga tahun lagi ataukah harus segera diganti dengan aset baru untuk digunakan tiga tahun kemudian. EUAC aset lama untuk tiga tahun adalah $7.966 dan EUAC aset baru untuk tiga tahun adalah $8.600. Berdasarkan hal ini, aset lama akan dipertahankan selama tiga tahun. Namun, ini tidaklah tepat. Dengan memfokuskan pada kolom “total biaya (marginal)”, kita dapat melihat bahwa aset lama memiliki biaya paling rendah pada dua tahun pertama, tetapi pada tahun ketiga aset lama ini memiliki biaya sebesar $9.100; sedangkan biaya tahun pertama aset pengganti adalah $9.000. Dengan demikian, akan lebih ekonomis untuk mengganti aset lama setelah tahun kedua. Kesimpulan ini dapat dibuktikan dengan menghitung semua kemungkinan penggantian dan biayanya yang terkait, untuk selanjutnya menghitung EUAC masing-masing.
(b)  Untuk rentang perencanaan empat tahun, alternatif-alternatif tersebut beserta biaya-biayanya yang terkait untuk masing-masing tahun dan EUACnya ada dalam tabel dibawah ini
Penentuan kapan untuk mengganti aset lama dengan rentang rencana empat tahun
Pertahankan aset lama untukPertahankan aset baru untukBiaya total (marjinal) untuk setiap tahunEUAC pada 10% untuk 4 tahun
1234
0 tahun4 tahun-$9.000-$8.250-$8.495-$10.850-$9.082
13-7.000-9.000-8.250-8.495-8.301
22-7.000-8.000-9.000-8.250-8.005 ® negatif terkecil
31-7.000-8.000-9.100-9.000-8.190
40-7.000-8.000-9.10010.000-8.406
Jadi, alternatif paling ekonomis adalah mempertahankan aset lama selama dua tahun lagi kemudian menggantinya dengan aset baru, untuk dipertahankan dua tahun kemudian. Jika analisis penggantian melibatkan aset lama yang tidak dapat lagi digunakan akibat perubahan teknologi, keharusan perbaikan, dst, maka pilihan diantara dua atau lebih alternatif harus dibuat.
Contoh
Sebuah robot digunakan dalam sebuah laboratorium komersial untuk menangani sampel keramik yang ditempatkan dalam ruang bertemperatur tinggi yang merupakan bagian dari sebuah prosedur pengujian. Karena adanya perubahan kebutuhan konsumen, robot tersebut tidak akan dapat memenuhi persyaratan kebutuhan masa datang. Sedangkan di masa datang akan diperlukan pengujian sampel material keramik yang lebih besar, juga dengan temperatur yang makin tinggi. Kedua perubahan ini akan melebihi kemampuan operasi robot yang ada saat ini.
Karena situasi ini, dua robot berteknologi tinggi telah dipilih untuk dilakukan analisis ekonomi dan perbandingan diantara keduanya. Estimasi berikut ini telah dikembangkan dari informasi yang diberikan oleh beberapa pengguna robot-robot tersebut dan data-data yang diperoleh dari pembuat robot tersebut. MARR sebelum pajak perusahaan adalah 25% per tahun. Berdasarkan informasi ini, robot mana yang secara ekonomi lebih dipilih?
ROBOT
R1
R2
Investasi modal harga pembelian-$38.200-$51.000
Biaya pemasangan-2.000-5.500
Biaya tahunan-1.400 dalam tahun 1, dan meningkat setelahnya pada tingkat 8%/tahun-1.000 pada tahun 1, dan meningkat setelahnya pada $150/tahun
Masa manfaat (tahun)6110
Nilai pasar-$1.500+$7.000

Jawaban :
Asumsi berulangan (repeatability) dengan metode AW digunakan dalam pembandingan kedua robot. Kedua robot tersebut, jika terpilih, diharapkan dapat memberikan jasa yang diinginkan selama periode masa manfaat totalnya. Demikian pula kedua robot paling mungkin akan diganti pada akhir masa hidupnya dengan robot baru pengganti yang lebih baik. Ekuitas biaya tahunan (annual equivalent cost) sebuah penantang baru pada saat itu harus lebih kecil dari model R1 atau R2 dan harus memberikan jasa yang sama atau lebih baik karena perkembangan teknologi yang terus berlanjut serta persaingan diantara pembuat robot.
Estimasi biaya tahunan R1 adalah urutan kas geometris dimulai tahun pertama. Convenience rateyang dibutuhkan untuk menghitung PW urutan ini adalah
icr = (0,25-0,008)/1,08 = 0,1574 atau 15,74%.
Nilai sisa (salvage value) negatif (-$1.500) menunjukkan biaya neto yang diharapkan untuk pelepasan aset pada akhir tahun keenam.
AWR1(25%)     = – ($38.200 + $2.000) (A/P,25%,6) – ($1.400/1,08) (P/A,15,74%,6) – ($1.500) (A/F,25%,6)
= -$15.382
Untuk model R2, AW selama masa manfaatnya adalah
AW (25%)       = – ($51.000 + $5.500) (A/P,25%,10) – [$1.000(P/A,25%,10) + $150(P/G,25%,10)] (A/P,25%,10) +$7.000(A/F,25%,10)
= -$17.035
Robot pengganti R1 secara ekonomis lebih dipilih karena AW selama masa manfaatnya memiliki nilai negatif paling kecil (-$15.382).
Berdasarkan konsep di atas, peran perhitungan ekonomi sangatlah penting dalam segala bidang termasuk dalam pemiihan alat rumah tanngga dan di dunia usaha maupun industri. Penting, di karenakan umur ekonomis bisa berpengaruh dengan penghasilan produksi, laba, investasi dan kemajuan dalam kegiatan ekonomi. Bisa dianalogikan umur ekonomis sebagai pedoman peritungan dalam mengambl keputusan dalan hal kegiatan ekomnomi. Makin kita memperhatikan masalah umur ekonomis, makin kecil kemungkinan kita mengalami kerugian.















Daftar Pustaka :
https://sekaranindya.wordpress.com/2012/12/25/ekonomi-teknik/

Definisi Ekonomi Teknik (Ekonomi Teknik)


A. Pengertian Ekonomi Teknik

        Ekonomi teknik (Engineering economy) adalah disiplin ilmu yang
        berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi
        sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik.
        Prinsip-prinsip dan metodologi ekonomi teknik merupakan bagian integral dari
        manajemen sehari-hari dan operasi perusahaan swasta dan koperasi,
        pengaturan utilitas publik yang diregulasi, badan-badan atau agen-agen
        pemerintah dan organisasi-organisasi nirlaba. Prinsip-prinsip ini dimanfaatkan
        untuk menganalisis pengunaan alternatif terhadap sumber daya uang,
        khususnya yang berhubungan dengan asetfisik dan operasi suatu organisasi


B. Arti Penting Ekonomi Teknik

        Ekonomi Teknik adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek
        ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari iaya-biaya dan
        manfaat-manfaat usulan proyek-proyek teknik. Ekonomi Teknik (Engineering
        Economics) mencakup prinsip-prinsip dan berbagai teknis matematis untuk
        pengambilan keputusan ekonomis. Dengan teknik-teknik ini, suatu pendekatan
        yang rasional untuk mengevaluasi aspek-aspek ekonomis dari alternatif
        yang berbeda dapat dikembangkan. Secara kasar dapat disebutkan bahwa
        penggunaan terbesar ekonomi teknik adalah evaluasi beberapa alternatif untuk
        menetukan suatu aktivitas atau investasi paling sedikit memberikan kerugian
        (Least Costly) atau yang memberikan keuntungan banyak (Most Profitable).
        Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil keputusan optimal untuk
        menjamin penggunaan dana (uang) dengan efisien. Studi ekonomi teknik harus
        diadakan sebelum setiap uang akan diinvestasikan/dibelanjakan atau sebelum
        komitmen-komitemen diadakan. Studi ekonomi teknik dimulai dari sekarang.  
        Kesimpulan bergantung pada prediksi kejadian-kejadian (event) yang
        akan datang.

        Studi-studi ekonomi teknik membutuhkan waktu untuk perhitungan-perhitungan
        yang cermat. Meskipun studi-studi sistematis ini bukan suatu instrumen
        kecermatan/keseksamaan (precission), melibatkan banyak faktor, perlu
        berdasarkan estimasi biaya-biaya dan pendapatan-pendapatan yang menjadi
        sasaran kesalahan (error), kemungkinan untuk memperoleh jawaban benar
        dalam membandingkan alternatif peralatan akan jauh lebih besar dengan
        estimasi-estimasi rinci daripada keputusan-keputusan yang diambil atas dasar
        pengalaman atau intuisi seseorang. Bisnis yang sehat akan mendasarkan pada
        keputusan-keputusan yang sudah diperhitungkan dengan cermat. Sebab itu,
        untuk keputusan manajemen, faktor pengalaman & pertimbangan saja
        ada. Tugas-tugas Ekonomi Teknik adalah menyeimbangkan berbagai tukar rugi
        diantara tips-tips biaya dan kinerjanya.


C. Penggunaan Ekonomi Teknik

        Sebagai contoh adalah hubungan ekonomi teknik dengan teknik elektro.
        Dengan cara mengembangkan hubungan kemitraan bidang teknik elektro
        Serta menjalin hubungan bilateral antar negara dibidang elektro. Menerapkan
        ilmu ekonomi teknik secara serasi dan selaras untuk memenuhi kesejahteraan
        secara individual. Mengembangkan perekonomian hingga menembus bahkan
        menciptakan peluang peluang pasar baru. Kegunaan ekonomi teknik di ilmu
        teknik elektro di semua rumah menggunakan listrik digunakan untuk penggerak
        utama. Alat teknik elektro juga menjadi simbol kemantapan hidup seseorang.
        Para tenaga kerja teknik elektro juga diuntungkan oleh penggunaan listrik ini.
        Oleh sebab itu jika ada kerusakan pada alat listrik di rumah mereka, tenaga
        mereka akan sangat dibutuhkan dan akan meningkatkan penghasilan pekerja
        teknik elektro.


D. Prinsip Pengambilan Keputusan

        Secara prinsip dapat dikatakan bahwa proses pengambilan keputusan dalam
        ekonomi teknik juga tidak lepas dari proses penentuan alternatif-alternatif dan
        pemilihan alternatif terbaik. Langkah-langkah penentuan alternatif adalah
        langkah yang cukup teknis. Langkah ini tidak akan bisa dilakukan dengan
        baik tanpa keterlibatan orang-orang yang mengetahui seluk beluk teknis dari
        berbagai hal yang berkaitan dengan proses yang dihadapi. Langkah
        pemilihan alternatif dalam ekonomi teknik senantiasa dilakukan dengan
        mengukur performansi ekonomi dari masing-masing alternatif sehingga
        keterlibatan orang-orang yang mengerti tentang analisis ekonomi sangat
        dibutuhkan.

        Seorang pengambil keputusan yang berkaitan dengan ekonomi teknik harus
        mampu mensistesis berbagai informasi yang mendukung, baik yang berasal
        dari data-data masa lalu, maupun yang berupa prediksi kondisi masa yang
        akan datang. Dalam melihat performansi ekonomi suatu alternatif, seorang
        pengambil keputusan harus mendapatkan gambaran kondisi keuangan yang
        berkaitan atau yang sejenis dengan alternatif tersebut. Peranan akuntan
        dalam menyajikan informasi-informasi keuangan masa lalu menjadi penting
        dalam kaitan ini. Di sisi lain seorang ahli ekonomi teknik diharapkan bisa
        melakukan analisis-analisis ke depan berkaitan dengan aliran kas (cash flow)
        yang bisa dihasilkan dan atau diperlukan oleh suatu alternatif yang ditawarkan.




































Daftar Pustaka :
https://ridwanmuslim.wordpress.com/2013/10/03/pengertian-ekonomi-teknik/