Sabtu, 23 April 2016

Manusia & Keadilan 2 (IBD)

A. Pembalasan      '

       1. Pengertian Pembalasan
            Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain.
            Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang
            seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
            Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa
            Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan
            diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun
            diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka.
            Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang
            bersahabat mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya,
            pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan pembalasan yang
            tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral
            dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma
            untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat amoral,
            lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada
            hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban
            manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan
            kewajibannya dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak
            dan kewajibannya itu.

       2. Sebab Pembalasan
             Pembalasan disebabkan sifat dendam. Dendam merupakan sifat yang di
             benci oleh tuhan, dan merupakan sifat tercela, sifat ini belum akan
             merasa puas apabila diri kita belum membalaskan kekecewaan atau
             kekesalan hati kita terhadap oarang yang melakukan kejahatan kepada kita.
             Pembalasan dapat dikarenakan beberapa hal, misalnya pergaulan dan
             lingkungan. Semua yang kita lakukan pada dasarnya selalu akan ada
             timbal baliknya. Bahkan sekecil apapun dan sebesar apapun maka
             balasannya sebesar itu pula. Lingkungan akan mendukung segala tindakan
             pembalasan yang baik maupun yang buruk.

       3. Contoh Pembalasan
             Ketika seseorang melakukan suatu tindakan yang tidak menyenangkan
             terhadap orang lain, maka ia pun akan mendapatkan balasannya berupa
             hal yang sama, baik secara langsung dari orang yang disakiti atau kelak
             oleh orang lain atau ketika seseorang dengan ikhlas memberi sesama,
             maka balasan untuknya adalah pahala yang berlipat.

       4. Perhitungan Pembalasan
             Dalam islam kita kenal yaitu Yaumul hisab yaitu hari perhitungan segala
             amal dan perbuatan kita semasa hidup kita didunia. disini manusia yang
             telah meninggal akan di hitung semua amal baik dan buruknya jika
             amal baiknya lebih banyak maka iya akan masuk surga dan jika amal
             buruknya jauh lebih banyak maka akan masuk neraka. dan di neraka
             inilah segala perbuatan jahat manusia di dunia akan di balas sesuai
\            dengan banyaknya kejahatan mereka didunia. Perhitungan (Hisab)
             menurut agama ialah perhitungan amal dan perbuatan manusia selama
             ia hidup, apa yang ia kerjakan mulai dari bangun tidur hingga tidur
             kembali. Amal atas perbuatannya akan di hisab atau dihitung dan
             dilakukan pembalasan sesuai dengan apa yang telah ia kerjakan.
             Sedangkan perhitungan (Hisab) menurut hukum ialah perhitungan
             terhadap apa yang telah dilakukannya. Perhitungannya tidak berdasarkan
             kemauan manusia namun perhitungan sesuai dengan peraturan yang
             berlaku diwilayah tersebut. Dan kepadanya dikenai pembalasan
             berdasarkan apa yang telah dilakukan


B. Nama Baik

       1. Pengertian Pemulihan Nama Baik
             Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah
             nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar
             namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga
             disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
             Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau
             perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah
             tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku
             dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun,
             disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang
             dihalalkan agama dan sebagainya.

       2. Hakikat Nama Baik
             Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya
             bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak
             sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia
             harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir,
             melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma
             dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup
             yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa
             terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi
             luhur selalu dipupuk














































Daftar Pustaka :

http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.co.id/2012/11/manusia-dan-keadilan.html

https://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keadilan-bab7/

http://ariatmaja17.blogspot.co.id/2016/04/manusia-dan-keadilan-2.html




Jumat, 15 April 2016

Manusia & Keadilan 1 (IBD)

A. Keadilan

       1. Pengertian
             Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan
             tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun.
             Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.       
             Secara umum, Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang
             seimbang antara hak dan kewajiban. Berdasarkan kesadaran etis, kita
             diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan
             kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan
             kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada
             pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita
             hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan
             mudah diperbudak atau diperas orang lain. Menurut para Ahli :
             a) Menurut Aristoteles, Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan
                 manusia.
             b) Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia
                 sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri
                 dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
             c) Menurut Socrates, Keadilan tercipta bilamana warga negara sudah
                 merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya
                 dengan baik.
             d) Kong Hu Cu berpendapat bahwa Keadilan terjadi apabila anak
                 sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja,
                 masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
             e) Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat sebelah
                 dan tidak semena – mena serta tidak memihak.

       2. Makna
             Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari
             berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang
             berbuat adil merupakan orang yang bijaksana. Makna tersebut terkandung
             dalam :
             a) Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)
                 Menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai
                 pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam
                 tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya Pancasila menuntut umat
                 beragama & kepercayaan hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
             b) Sila Kedua (Kemanusiaan Yang Adil & Beradab)
                  Mengajak masyarakat  mengakui dan memperlakukan setiap orang
                  sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak dan
                  kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi
                  martabat 7 hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
             c) Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)
                  Menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa
                  dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingannya, dan
                  mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.
             d) Sila Keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
                  dalam permusyawarahan/perwakilan)
                  Mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam
                  kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak
                  langsung bersama warga atas dasar persamaan tanggung jawab
                  sesuai dengan kedudukan masing-masing
              e) Sila Kelima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
                  Mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar
                  sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada
                  negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan
                  lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.

       3. Contoh
              Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan
              dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun
              pada wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di
              indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet
              mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor
              yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan
              koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti
              apartemen didalam penjara.

       4. Macam-Macam
             a) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
                 Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi
                 rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga
                 kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang
                 menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok
                 baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut
                 keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
             b) Keadilan Distributif
                  Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana
                  hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak
                  sama  (justice is done when equals are treated equally).
                  Contoh: Fatimah bekerja 5 tahun dan Marsha bekerja 1 tahun. Pada
                  waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Fatimah dan Marsha,
                  karena waktu lamanya bekerja.
              c) Komutatif
                  Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan
                  kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu
                  merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua
                  tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan
                  akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

       5. Pengertian Keadilan Sosial
             Keadilan sosial adalah sebuah konsep yang membuat para filsuf
             terkagum-kagum sejak Plato membantah filsuf muda, Thrasymachus,
             ia menyatakan bahwa keadilan adalah apa pun yang ditentukan oleh si
             terkuat. Dalam Republik, Plato meresmikan alasan bahwa sebuah negara
             ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian,
             pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan. Penambahan kata sosial
             adalah untuk membedakan keadilan sosial dengan konsep keadilan
             dalam hukum. Keadilan sosial juga merupakan salah satu butir dalam
             Pancasila



B. Kejujuran & Kecurangan

       1. Pengertian Kejujuran
             Kejujuran adalah bagian dari harga diri yang harus dijaga karena bernilai
             tinggi. Kejujuran diikat dengan hati nurani manusia, dan keduanya itu
             merupakan anugerah dari Allah Swt. Kejujuran merupakan sifat manusia
             sejak awal tetapi untuk digunakan atau tidak suatu kejujuran itu kembali ke
             pribadi itu sendiri. Dengan kejujuran ini sebagai hasilnya manusia memliki
             kepercayaan dan harga diri yang tinggi. Dengan kita bicara jujur manusia
             mendapat kepercayaan dari orang-orang disekitar serta dinilai baik dimata
             Tuhan. Hal yang dapat menghilangkan kejujuran :
             - Bohong
             - Mencuri
             - Manipulasi
             - Inkar janji

       2. Hakikat Kejujuran
             Secara etimologi, jujur merupakan lawan kata dusta. Dalam bahasa Arab
             diungkapkan dengan "Ash-Shidqu" sedangkan "Ash-Shiddiq" adalah orang
             yang selalu bersikap jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan.
             Kejujuran adalah akhlak terpuji. Seseorang dikatakan jujur apabila dia
             menyatakan kebenaran sesuai dengan fakta yang ada tanpa menambah &
             menguranginya. Jujur harus menjadi akhlak dalam perkataan dan tindakan,
             termasuk isyarat tangan dan menggelengkan kepala. Terkadang diam pun
             bisa termasuk bagian dari ungkapan kejujuran. Sedangkan para ulama
             terdapat perbedaan pendapat dalam memberikan definasi jujur secara
             terminologi, di antara definisi jujur menurut para ulama adalah sebagai
             berikut :
             a) Jujur adalah kata hati yang sesuai dengan yang diungkapkan. Jika salah
                 satu syarat itu ada yang hilang, belum mutlak disebut jujur.
             b) Jujur adalah hukum yang sesuai dengan kenyataan, dengan kenyataan,
                 dengan kata lain, lawan dari bohong.
             c) Jujur adalah kesesesuaian lahir dan batin, ketika keadaan seseorang
                 tidak didustakan dengan tindakan-tindakannya, begitu pula sebaliknya.
             d) Para ulama menjadikan ikhlas sebagai perkara yang tidak boleh luput dan
                 kejujuran itu sifatnya lebih umum, yakni bahwa semua orang yang jujur
                 sudah tentu ikhlas. tetapi tidak semua orang yang ikhlas itu jujur.
             e) Jujur merupakan asas segala sesuatu, sedangkan ikhlas itu tidak dapat
                 terwujud kecuali setelah masuk dalam amal. Amal terebut pun tidak akan
                 diterima kecuali jika disertai jujur dan ikhlas."
             f) Kejujuran adalah kemurnian hati Anda, keyakinan Anda yang mantap, dan
                ketulusan amal Anda.

       3. Pengertian Kecurangan
             Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan
             sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau
             kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya
             atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud
             memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan
             menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan
             yang berlebihan dengan tujuan dianggap sebagai orang yang paling hebat,
             paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.

       4. Sebab Orang Berbuat Curang
             Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya
             penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau
             hak orang atau pihak lain. Dua kategori yang utama adalah pelaporan
             keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva.
             a) Pelaporan Keuangan yang Curang
                 Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian
                 jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu
                 para pemakai laporan keuangan itu. Pengabaian jumlah kurang lazim
                 dilakukan, tetapi perusahaan dapat saja melebihsajikan laba dengan
                 mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya.
             b) Penyalahgunaan Aktiva
                 Penyalahgunaan (misappropriation) aktiva adalah kecurangan yang
                 melibatkan pencurian aktiva entitas. Pencurian aktiva perusahaan
                 sering kali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memerhatikan
                 materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil
                 menggunung seiring dengan berjalannya waktu.








Daftar Pustaka :
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.co.id/2012/11/manusia-dan-keadilan.html
https://10menit.wordpress.com/tugas-kuliah/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-keadilan-bab7/
http://www.lutfichakim.com/2012/04/hakikat-kejujuran.html

Kamis, 07 April 2016

Manusia & Penderitaan 2 ( IBD)


A. Kekalutan Mental

       1. Pengertian
             Kekalutan mental adalah suatu penderitaan batin yang dialami seseorang
             yang disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi
             permasalahan yang harus ia atasi sehingga orang tersebut mengalami
             gangguan kejiwaan seperti bertingkah laku secara kurang wajar.
             Kekalutan mental tidak berperngaruh oleh status ataupun tingkatan
             individu dalam masyarakat. Salah satu contohnya apabila seseorang
             menginginkan suatu barang namun kemampuan yang ia miliki tidak
             mungkin bisa untuk mendapatkan barang tersebut, maka cara apapun
             akan dilakukan demi barang tersebut, sekalipun dengan cara yang tidak
             baik. Keinginan yang mengebu-gebu ini akan mengakibatkan orang
             tersebut mengalami kekalutan mental yang juga akan berdampak pada
             terjadinya agresi, regresi, fiksasi, proyeksi, identifikasi, narsisme maupun
             autisme sehingga harus berkonsltasi pada psikiater.

       2. Gejala Kekalutan Mental

             Gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah :
             a) Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas,
                 demam, nyeri pada lambung
             b) Pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
                 cemburu, mudah marah
             c) Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan  
                 dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif 
             d) Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi sosial
             e) Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan
                 yang bersangkutan merasa rendah diri ( orang-orang melankolis)
             f) Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda
                 antara dirinya dengan lingkungan masyarakat
             g) Berusaha melakukan pengerusakan atau melakukan detruksi diri
                 dan bunuh diri.

       3. Sebab Kekalutan Mental
             Beberapa penyebab kekalutan mental adalah :
             a) Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
                 sempurna.
             b) Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda
                 antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia
                 tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
             c) Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi
                 berlebihan terhadap kehidupan sosial, overacting sebagai
                 overkompensi dan tampak emosional

       4. Tahap-Tahap Gangguan Kejiwaan
             Gangguan kejiwaan nampak dalam kehidupan si penderita baik jasmani
             maupun rohaninya :
             a) Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif. Yaitu mundur
                 atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah. Pada orang yang tidak
                 menderita gangguann kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas
                 memecahkan masalahnya sehingga tidak menekan perasaannya.
             b) Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang
                 bersangkutan mengalami gangguan
             c) Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya
                 jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
            d) Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya
                 kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri
                 dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak
                 terselesaikan, perkembangan yang terhambat * tiap fase perkembangan
                 yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa
                 yang lebih parah
            e) Faktor sosial atau lingkungan dapat berperan bagi timbulnya gangguan
                jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika
                lingkungan sosial baik, tidak mendukung untuk mengalami gangguan
                jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian
                sebaliknya gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai
                kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun ini tidak berlaku
                secara absolut


B. Penderitaan

       1. Penderitaan & Perjuangan
             Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun
             ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat
             kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha
             mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari
             atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya,
             dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
             mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik
             bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau
             mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia,
             artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup
             ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena
             itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
             rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis & berusaha mengatasi
             kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa
             Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
             berusaha merubahnya. Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya
             meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi
             tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan
             waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
             malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang
             Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.

      2. Penderitaan, Media Massa & Seniman
             Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti pada koran,
             layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang
             menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan
             demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
             Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
             peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
             masyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai
             untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka
             yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan
             para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil
             hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.

       3. Sebab Penderitaan
             Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia
             dibagi menjadi :
             a) Nasib buruk
                 Penderitaan ini dikarenakan perbuatan buruk manusia yang
                 dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya.
                 Perbedaan nasib buruk & takdir adalah jika takdir ditentukan tuhan
                 sedangkan nasib buruk penyebabnya karena ulah manusia itu sendiri.
                 Contohnya derita yang timbul karena penyakit, siksaan/azab tuhan.
                 Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan usaha
                 manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
             b) Kehilangan orang tua                 
                  Setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan
                  erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita
                  jumpa dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan
                  diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti
                  akan kembali kepada tuhannya.
              c) Kemiskinan
                  Banyak orang yang mederita karena kemiskinan, merasa tidak pernah
                  cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan
                  seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia
                  inginkan. Ini dikarenakan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang
                  telah di berikan oleh tuhan.
              d) Bencana
                   Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan
                   berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja
                   bahkan seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma
                   batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.

       4. Pengaruh Seseorang Saat Mengaalami Penderitaan
             Tidak semua dampak ari penderitaan merupakan dampak yang negatif.
             Penderitaan harus diselesaikan. Karena keluar dari penderitaan berati
             melanjutkan kehidupan dengan harapan membuat kehidupan jauh lebih
             baik dari sebelumnya. Dampak negatif yang mungkin timbul akibat
             penderitaan antara lain, berkurangnya gairah hidup, membatasi gerak
             hidup, kecewa, putus asa untuk melanjutkan hidup, dan lain sebagainya.
             Sedangkan dampak positifnya yaitu, sikap optimis untuk menjalani segala
             lika-liku kehidupan dengan sikap lapang dada. Sikap keras untuk melawan
             penderitaan, bahkan membantu seseorang untuk keluar dari penderitaan.



















Daftar Pustaka :
https://rrachman.wordpress.com/2013/10/15/ibd-manusia-dan-penderitaan/
https://devilmavioso.wordpress.com/update-post/tulisan/manusia-dan-penderitaan/