Rabu, 24 Januari 2018

Perbandingan Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Perkerasan Kaku (penulisan & Presentasi)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Jalan memiliki peranan penting dalam kehidupan diantaranya memperlancar arus distribusi barang dan jasa, sebagai akses penghubung antar daerah yang satu dengan daerah yang lain serta dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat. Perkembangan ekonomi dapat tercapai dengan dukungan prasarana jalan yang memadai. Dukungan tersebut dapat diwujudkan melalui usaha-usaha antara lain menetapkan kondisi jalan dan pembangunan jalan yang memenuhi standar perencanaan.

Pembangunan jalan baru maupun peningkatan jalan yang diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan memerlukan metode yang efektif dalam perancangan agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, memenuhi unsur keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Pelayanan jalan yang baik, aman, nyaman dan lancar akan terpenuhi jika lebar jalan yang cukup dan tikungan-tikungan dibuat berdasarkan persyaratan teknis geometrik jalan raya, baik alinyemen vertikal, alinyemen horizontal serta tebal perkerasan itu sendiri, sehingga kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan beban dan kecepatan rencana tertentu dapat melaluinya dengan aman dan nyaman. Oleh karena itu, pembangunan prasarana jalan bukalah hal yang mudah, disamping membutuhkan dana yang tidak sedikit, juga diperlukan perencanaan yang baik.

Sering kali kita temui banyak terjadi kerusakan pada jalan yang menyebabkan gangguan dalam kenyamanan berkendaraan. Perkerasan jalan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: perkeraan lentur dan perkerasan kaku yang perbedaannya terletak pada pengikatnya, kalau pada perkerasan lentur memakai aspal sedangkan pada perkerasan kaku memakai Portland cement. Agregat merupakan suatu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai bahan campuran, yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan yang termasuk didalamnya antara lain : pasir, kerikil, agregat pecah, terak dapur tinggi, abu/debu agregat. Aspal adalah bahan pengikat dan bahan penutup lapis perkerasan dari pengaruh air (kedap air). Aspal merupakan material yang termoplastis, melunak dan menjadi cair jika dipanaskan dan kental kembali jika didinginkan.

Kerusakan jalan yang terjadi berdasarkan jenis-jenisnya seperti : alligator cracking, block cracking, depression, longitudinal dan tranverse cracking, patching, polished aggregate, rutting, shoving, slippage cracking dan wheathering / graveling. Adapun penanganan kerusakan jalan yang terjadi memakai metode yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis kerusakan sesuai dengan hasil penelitian dilapangan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kondisi perkerasan jalan tersebut. Jalan ada yang dibongkar dan ada yang dioverlay sesuai hasil penelitian tentang tingkat kerusakan jalan tersebut dilapangan. untuk mengetahui tebal perkerasan jalan yang akan dipakai dalam pelaksanaan proyek tersebut, maka sangat diperlukan perencanaan untuk menentukan berapa tebal perkerasan dan bahan lapisan yang dipakai sehingga memenuhi standar untuk kualitas jalan tersebut.

1.2 Permasalahan
Jalan di Jatake Tangerang merupakan jalan propinsi yang termasuk type jalan kelas I yang melayani lalu lintas cepat antar regional atau antar kota yang keadaan tanah dasarnya labil dan sering terjadi settlement (penurunan), kerusakan jalan tersebut banyak dipengaruhi beberapa faktor antara lain tingginya jumlah kendaraan yang melewati jalan tersebut, spesifikasi untuk campuran bahan perkerasan tersebut tidak optimal dan bisa juga kemungkinannya disebabkan kurangnya quality control pada saat pelaksanaan pekerjaan. maka untuk itulah perlu dilakukan analisis tebal perkerasan.

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasikan kondisi tanah dasar.
2. Mengidentifikasikan beban lalu lintas.
3. Menentukan tebal perkerasan lentur.
4. Menentukan tebal perkerasan kaku.
5. Menganalisa perbandingan antara perkerasan lentur dengan perkerasan kaku ditinjau dari segi ekonomi dan pelaksanaan.

1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi tanah dasar?
2. Apa saja beban lalu lintas yang terjadi?
3. Apa saja yang menentukan tebal perkerasan lentur?
4. Apa saja yang menentukan tebal perkerasan kaku?
5. Apa saja perbandingan antara perkerasan lentur dengan perkerasan kaku ditinjau dari segi ekonomi dan pelaksanaan?


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun di atas lapisan
tanah dasar (subgrade). Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan
menyebarkan beban lalulintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti
pada konstruksi jalan itu sendiri. Dengan demikian, hal ini akan memberikan
kenyamanan selama masa pelayanan jalan tersebut.

Berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi jalan dapat dibedakan
atas:
1. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan
yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan
perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalulintas
ke tanah dasar.
2. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan
yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Plat beton
dengan atau tanpa tulangan diletakan di atas tanah dasar dengan
atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalulintas sebagian besar
dipikul oleh plat beton.
3. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu
perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur,
dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku atau
perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

Konstruksi perkerasan terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di
atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi
untuk menerima beban lalulintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya.

2.2 Perbedaan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku
Pemilihan pengggunaan jenis perkerasan lentur dan perkerasan kaku
yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan didasarkan atas
keuntungan dan kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut.
Perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

2.3 Rencana Anggaran Biaya
Yang dimaksud dengan rencana anggaran biaya ialah merencanakan
suatu rencana konstruksi dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya,
beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan-susunan pelaksanaan
dalam bidang administrasi maupun kerja dalam bidang teknik.
Hal-hal yang diperlukan penyusunan daftar rencana anggaran biaya
(RAB) adalah:
1. Gambar rencana pekerjaan
2. Daftar harga upah
3. Daftar harga bahan
4. Daftar harga peralatan
5. Analisa (unit price)
6. Daftar kuantitas tiap pekerjaan
7. Daftar susunan rencana biaya

2.4 Metode Penelitian
1. Lokasi Studi
Lokasi studi perencanaan ini pada jalan Suramadu sisi Madura, mulai
dari Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang dan berakhir di Desa Karang
Gimas Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan.

2. Studi Literatur
Dalam studi ini, referensi dicari dari beberapa sumber terkait dengan
perencanaan perkerasan jalan. Dari beberapa literatur yang didapat
prosedur perhitungan tebal perkerasan lentur dan perkerasan kaku.

3. Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan dan hanya relevan dengan
permasalahan yang ada. Dalam hal ini data sekunder diperoleh dari
perusahaan atau badan tertentu yang berupa:
1. Data Lalulintas diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga Propinsi Jawa Timur tahun 2003.
2. Data CBR diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Propinsi Jawa Timur tahun 2002.
3. Data Drainase diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga Propinsi Jawa Timur tahun 2002.
4. Data Laporan Bulanan diperoleh dari kantor Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur tahun 2005.
Spectra Nomor 12 Volume VI Juli 2008: 14-27
5. Data Daftar Harga Satuan Bahan, Upah, dan Peralatan yang
diperoleh dari kantor Dinas Kimpraswil Kabupaten Bangkalan tahun
2006.



BAB III PENGOLAHAN DATA

Dari data sekunder yang diperoleh, maka data tersebut dikompilasi
dan direkap dengan menggunakan program Microsoft Office Excel guna
menyiapkan data yang diperlukan dalam perhitungan tebal perkerasan
lentur dan perkerasan kaku.

3.1 Metode dan Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan
Dalam perhitungan tebal perkerasan jalan menggunakan metode Bina
Marga, perhitungan perkerasan lentur menggunakan Petunjuk Perencanaan
Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen,
serta perhitungan perkerasan kaku dengan menggunakan Petunjuk
Perencanaan Perkerasan Kaku.
PEMBAHASAN
Perhitungan biaya konstruksi perkerasan kaku adalah sebagai berikut:
Untuk CBR Tanah Dasar 1,5%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,18) x 2 = 3.420 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg
Perkerasan Jalan Baru Kamidjo Rahardjo
19

Untuk CBR Tanah Dasar 2%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,20) x 2 = 3.800 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg

Untuk CBR Tanah Dasar 3%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,19) x 2 = 3.610 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg

Untuk CBR Tanah Dasar 4%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,19) x 2 = 3.610 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg
Perkerasan Jalan Baru Kamidjo Rahardjo 21

Untuk CBR Tanah Dasar 5%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,18) x 2 = 3.420 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg

Untuk CBR Tanah Dasar 6%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,18) x 2 = 3.420 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg

Untuk CBR Tanah Dasar 7%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,18) x 2 = 3.420 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg

Untuk CBR Tanah Dasar 8%
• Luas penyiapan badan jalan = 1000 x 39 = 39.000 m
• Volume urugan bahu jalan = (½ x 2,5 x 0,35) x 1000 x 2 = 875 m
• Volume urugan median/pembatas = 1.000 x 10 x 0,5 = 5.000 m
• Volume lapisan pondasi bawah (beton) = (1.000 x 9,5 x 0,15) x 2 =
2.850 m
• Volume lapisan pelat beton = (1.000 x 9,5 x 0,18) x 2 = 3.420 m
• Baja tulangan: tulangan memanjang = 38.612,00 kg
tulangan melintang = 4.210,58 kg
= 42.822,58 kg



BAB IV KESIMPULAN

4.1 Analisa Hasil Pembahasan

1. Ditinjau dari tebal perkerasan :
a. Semakin besar nilai CBR tanah dasar maka hasil ketebalan total
perkerasan lentur semakin tipis.
b. Semakin besar nilai CBR tanah dasar maka hasil ketebalan total
perkerasan kaku semakin tipis.

2. Ditinjau dari biaya konstruksi :
a. Semakin besar nilai CBR tanah dasar maka biaya konstruksi
perkerasan lentur semakin murah.
b. Semakin besar nilai CBR tanah dasar maka biaya konstruksi
perkerasan kaku semakin murah.

4.2 Kesimpulan

1. Hasil perhitungan tebal perencanaan konstruksi perkerasan lentur
dan perkerasan kaku pada proyek jalan Suramadu Sisi Madura
adalah :
a. Tebal pekerasan lentur dengan menggunakan CBR tanah dasar
yang bervariasi dengan metode Bina Marga, yaitu:
Tabel 10a-b. Hasil Konstruksi Perkerasan Lentur
Lapisan Perkerasan CBR Tanah Dasar
1,5% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8%
Lapisan Permukaan “AC” (cm) 10 10 10 10 7,5 7,5 7,5 7,5
Lapisan Pondasi Atas (cm) 25 25 20 20 20 20 20 20
Lapisan Pondasi Bawah (cm) 54 42 38 30 34 31 28 25
Tebal Total (cm) 89 77 68 60 61,5 58,5 55,5 52,5
Sumber: Hasil Perhitungan
Lapisan Perkerasan CBR Tanah Dasar
1,5% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8%
Lapis Tambahan Overlay (cm) 3 3 3 3 3 3 3 3
Lapis Tambahan Overlay (cm) 5 3 3 3 3 3 3 3
Lapis Tambahan Overlay (cm) 3 3 3 3 3 3 3 3
Lapis Tambahan Overlay (cm) 3 3 3 3 - - - -
Lapis Tambahan Overlay (cm) - 3 3 3 3 3 3 3

b. Tebal perkerasan kaku dengan menggunakan CBR tanah dasar
yang bervariasi dengan metode Bina Marga, yaitu:
Lapisan Perkerasan CBR Tanah Dasar
1,5% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8%
Pelat Beton (cm) 18 20 19 19 18 18 18 18
Lapisan Pondasi Bawah (cm) 15 15 15 15 15 15 15 15
Tebal Total (cm) 33 35 34 34 33 33 33 33

2. Hasil perhitungan biaya konstruksi untuk perkerasan lentur dan
perkerasan kaku pada proyek jalan Suramadu Sisi Madura adalah:
a. Biaya konstruksi untuk perkerasan lentur (termasuk overlay)
dengan CBR tanah dasar yang bervariasi dengan metode Bina
Marga, yaitu:
Tabel 12. Hasil Analisis Biaya Perkerasan Lentur
CBR Tanah Dasar Jumlah Biaya (Rp)
1,5% 31.472.555.000
2 % 30.674.262.900
3 % 30.079.304.800
4 % 29.616.993.700
5 % 28.315.456.800
6 % 28.142.089.000
7 % 27.968.721.300
8 % 27.795.353.500

b. Biaya konstruksi untuk perkerasan kaku dengan CBR tanah
dasar yang bervariasi dengan metode Bina Marga, yaitu:
1,5% 19.127.936.800
2 % 17.427.323.200
3 % 17.219.569.900
4 % 17.219.569.900
5 % 17.011.816.400
6 % 17.011.816.400
7 % 17.011.816.400
8 % 17.011.816.400

c. Perbandingan tebal dan biaya antara perkerasan lentur dan
perkerasan kaku.

Dari kedua perkerasan, baik itu perkerasan lentur maupun perkerasan kaku,
sama-sama dapat dilaksanakan di lapangan dengan nilai CBR tanah dasar
rata-rata di lokasi jalan Suramadu sisi Madura sebesar 4%. Dengan
demikian, perkerasan kaku relatif lebih murah daripada perkerasan
perkerasan lentur.