Minggu, 18 Oktober 2015

Pertumbuhan Penduduk (ISD)

A. Pertumbuhan Penduduk

  
1. Pengertian Perkembangan Penduduk Dunia

      Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu yang dapat
      dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam sebuah populasi dengan kurun
      waktu untuk pengukuran. Berlaku pada semua spesies tapi selalu mengarah pada
      manusia. Perkembangan penduduk dunia sudah terjadi dalam waktu yang lama
      dan selalu diteliti oleh para ahli untuk mengetahui perkembangannya.


2. Tabel Perkembangan Penduduk Dunia
 

  
       Data dari tabel diatas merupakan sampel acak sebagian dari pertumbuhan 
       penduduk yang ada di seluruh dunia. Seperti yang kita ketahui pertumbuhan penduduk 
       di dunia ini semakin pesat perkembangannya, salah satunya indonesia. Bisa kita lihat 
       di tabel tersebut Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam tabel tersebut.


3. Penggandaan

      Yang dimaksud penggandaan disini adalah bertambahnya penduduk dunia menjadi 2x 
      lipat. Namun jika dihitung dalam kurun waktu per 20 tahun perkembangannya 
      menjadi 3x bahkan 4x lipat, maka dunia sedang mengalami penggandaan penduduk. 
      Berikut contoh tabel penggandaan penduduk dunia.
 


4. Faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan   
    Penduduk
      a. Kematian
          Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya kematian 
          dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian. 
          Untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan 
          perhitungan angka kelahiran.
      b. Kelahiran
          Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Seperti kematian, ada
          beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran. 
          Untuk menghitung angka kelahiran pun juga sudah dijelaskan bahwa caranya
          pun hampir sama dengan menghitung jumlah kematian.
      c. Imigrasi
          Imigrasi yang dimaksud adalah perpindahannya penduduk dunia dari negara 
          yang satu ke negara yang lain dengan maksud si orang yang pindah tersebut
          mempunyai tujuan tertentu. Sebagai contoh, jika ada warga Indonesia yang
          ingin tinggal di Arab saudi, maka orang tersebut juga harus memiliki KTP 
          Arab Saudi. Maka Warga tersebut mempunyai 2 KTP atau setidaknya salah
          satunya. Maka pertumbuhan penduduk di suatu negara tersebut akan 
          bertambah dan tidak bisa terelakkan lagi.
5. Rumus Tingkat Kematian
      - Rumus Tingkat Kematian Kasar
        CDR = D/P x K
        Keterangan :
        CDR        =   Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
        D             =   Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
        P             =   Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
        K             =   Bilangan konstan 1000
     - Rumus Tingkat Kematian Khusus
        ASDRx = Dx/Px x K
        Keterangan :
        ASDRx   = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
        Dx           = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
        Px           = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
        K             = Bilangan konstan 1000
6. Angka Kelahiran
       Angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan bayi yang lahir dari setiap
      1000 penduduk per tahun. Angka kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga
      kriteria, yaitu:
      a. Angka kelahiran tinggi. (Angka kelahiran > 30 per tahun)
      b. Angka kelahiran sedang. (Angka kelahiran 20-30 per tahun)
      c. Angka kelahiran rendah. (Angka kelahiran < 20 per tahun)
 7. Migrasi
     Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
       a. Macam-macam Migrasi :
           - Emigrasi (perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain)
           - Imigrasi (masuknya penduduk ke dalam suatu daerah negara tertentu)
.          - Urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota)
           - Transmigrasi (perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara)
           - Remigrasi (kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama 
              berada di negara orang lain)
       b. Proses Migrasi :
           - Para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal.
           - Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja 
             didaerah tujuan.
           - Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan
             dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
           - Informasi yang negatif yang datang dari daerah tujuan menyebabkan orang 
             enggan untuk berimigrasi.
           - Besarnya pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang.
           - Makin tinggi pendapatan perkapita seseorang.
           - Adanya sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut.
           - Adanya bencana alam dia daerah asal (banjir, gempa bumi dll).
           - Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak 
              bermigrasi
           - Tingginya pendidikan seseorang mempengaruhi untuk kerja di negara lain.
       c. Dampak Migrasi
           - Dampak Positif :
             1. Kebutuhan tenaga kerja masyarakat kota tercukupi, terutama tenaga kerja
                 muda yang produktif.
             2. Kemajuan pembangunan daerah perkotaan semakin pesat, karena 
                 didukung oleh tenaga kerja yang banyak dan fasilitas yang lengkap.
             3. Bagi warga desa yang sadar dan peduli akan perkembangan desanya akan
                 membawa kemajuan di desanya berbekal dari pengalaman di kota.
           - Dampak Negatif :
              1. Kurangnya perlindungan bagi para imigran, terutama bagi TKI yang 
                  bekerja di luar negeri.
              2. Kesempatan atau peluang kerja di kota semakin terbatas, karena 
                  semakin banyaknya tenaga kerja yang ke kota.
              3. Menimbulkan masalah di daerah tujuan, terutama bagi mereka yang tidak 
                  berbekal keterampilan dan pengetahuan yang cukup.
              4. Berkurangnya tenaga kerja muda atau usia produktif di daerah pedesaan 
                  yang menjadi andalan kegiatan pertanian.

8. Jenis Struktur Penduduk
      1. Jumlah Penduduk        : Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, 
                                                 Remigrasi & Transmigrasi.
      2. Persebaran Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu 
                                                 wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang 
                                                 dihitung jiwa per km kuadrat.
     3. Komposisi Penduduk  :   Merupakan sebuah mata statistik dari statistik 
                                                  kependudukan yang membagi dan membahas 
                                                  masalah kependudukan dari segi umur dan 
                                                  jenis kelamin.
9. Bentuk Piramida Penduduk
 
     - Piramida Penduduk Muda 
        Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar
        dibanding usia dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada
        jumlah kematian. Contoh Negara : India, Brazilia, Indonesia. 
     - Piramida Penduduk Stasioner 
        Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan
        usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak
        begitu tinggi. Contoh Negara : Swedia, Belanda, Skandinavia.

     - Piramida Penduduk Tua
        Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit
        bila dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka kelahiran jenis
        pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Contoh
        Negara : Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.
   
10. Pengertian Rasio Ketergantungan
        Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk
        berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
        dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
        dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio
        Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator
        yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah
        tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya
        persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang
        harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
        yang belum produktif dan tidak produktif lagi.


B. Kebudayaan dan Kepribadian

1.Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di 
   Indonesia 
    a. Zaman Batu
        Terjadi sebelum logam dikenal dan masih menggunakan benda yang terbuat 
         dari kayu atau tulang. Zaman batu terdiri dari :
         - Masa berburu dan Mengumpulkan Makanan :
           1. Masyarakat belum memiliki rasa estetika
           2. Belum dapat bercocok tanam
           3. Makan dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan
           4. Hidup nomaden
           5. Hidup dekat sumber air
           6. Hidup berkelompok
           7. Sudah mengenal api


         - Masa Bercocok Tanam :
           1. Sudah mengenal kapak persegi & kapak batu
           2. Sudah mengenakan perhiasan
           3. Sudah mengenakan pakaian dari kulit kayu
           4. Sudah mengenal tembikar

       b. Zaman Logam
           Orang sudah dapat membuat alat dari logam. Sudah mengenal teknik
           melebur logam dan mencetaknya. Disebut masa perundagian karena dalam
           masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan
           tangan.

           - Zaman Perunggu (Alat yang dihasilkan) :
             1. Kapak Corong
             2. Nekara Perunggu
             3. Benjana Perunggu
             4. Arca Perunggu

           - Zaman Besi (Alat yang dihasilkan) :
             1. Mata Kapak bertungkai kayu
             2. Mata Pisau
             3. Mata Sabit
             4. Mata Pedang
             5. Cangkul

 2. Kebudayaan Hindu, Budha, Islam & Barat di 
     Indonesia
       a. Kebudayaan Hindu & Buddha
           Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di 
           Pulau Jawa. Akulturasi antara kebudayaan setempat dengan
           kebudayaan terjadi. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, 
           khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dikatakan berpandangan 
           lebih maju dibandingkan Hinduisme karena budhisme tidak mengenal
           adanya kasta dalam masysrakat. Walau demikian, kedua agama 
           itu tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme
           maupun budhism menghasilkan karya budaya yang bernilai tinggi dalam 
           seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti 
           tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di
           Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, 
           Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
       b. Kebudayaan Islam
           Pada abad ke 15 dan 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh
           para pemuka agama islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama
           Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk
           ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11. Sudah ada wanita
           islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam
           ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke
           Indonesia tidak secara paksa dan melalui banyak jalur salah satunya perdagangan.

           Pada abad ke 15 ketika kerajaan Majapahit mulai runtuh, berkembanglah 
           negara pantai yang merongrong kekuasaan dan kewibawaannya.
           Negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,
           Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak 
           di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan. Dalam proses
           perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. 
           Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya 
           telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum 
           tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang
           mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. 
           Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, 
           dan Pesisr Kalimantan.
        c. Kebudayaan Barat        

           Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari
           kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat.
           Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum
           kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda.
           Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut
           dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten
           muncul bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam waktu
           yang sama, dikota-kota pusat pemerintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara,
           dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari
           kaum buruh, dan kaum pegawai. Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45
           memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang
           kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai
           buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan
           asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh
           Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan
           itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan
           tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan
           kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa
           Indonesia.
Daftar Pustaka :
http://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/faktor-demografi-yang-mempengaruhi -pertambahan-penduduk/
Iskandar , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar